Pemanfaatan Konten Digital dan Kolaborasi Pendayagunaan TIK untuk Pendidikan Mengakselerasi Ketercapaian Keterampilan Abad 21

0
1716

Jakarta, (25/11) Papua Barat menjadi penyelenggara  KIHAJAR TIK Talks selanjutnya setelah Sulawesi Utara pada pekan yang lalu. Kegiatan ini diikuti oleh hampir seribu peserta yang terdiri dari kalangan guru dan tenaga kependidikan di Papua Barat dan juga di seluruh Indonesia, bahkan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).

KIHAJAR TIK Talks Papua Barat merupakan satu bagian dari gelaran besar KiHajar 2021 berupa seminar daring (online) dengan menampilkan beberapa narasumber ahli dan praktisi IT untuk Pendidikan, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Kepala LPMP Papua Barat, Ketua IGI Provinsi Papua Barat, Ketua PGRI Kota Sorong, Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Pusdatin, serta Duta Rumah Belajar Provinsi Papua Barat 2020.

Dr. M. Hasan Chabibie, M.Si. selaku Kepala Pusdatin Kemendikbudristek, memberikan pengantar di awal acara TIK Talks Papua Barat ini dengan menyampaikan apresiasinya atas semangat, motivasi dan dedikasi Provinsi Papua Barat dalam menjaga nyala api belajar yang luar biasa. Disampaikan juga bahwa di situasi seperti ini tidak mudah untuk melampaui proses yang hari ini sedang terjadi.

“Namun terdapat hal menarik dari Papua Barat ini yang ternyata penggunaan kuota internetnya cukup tinggi, walaupun kualitas internet dan infrastrukturnya belum keseluruhan merata,” ujar Hasan.

Dr. M. Hasan Chabibie, M.Si

Hal inilah yang membuat fokus yang diambil pada kesempatan kali ini adalah bagaimana pemanfaatan konten digital dalam mendukung pembelajaran di tanah Papua Barat ini. Apalagi pemerintah juga dalam waktu singkat akan memberikan beberapa perangkat-perangkat komputer yang mungkin akan dapat dimaksimalkan. Menurut Hasan, perangkat komputer yang dibagikan tersebut harus diiringi dengan konten digital yang banyak dan baik, karena tidak semuanya memiliki kemampuan teknis untuk membuat konten digital yang baik.

Ia menambahkan, Pusdatin Kemendikbudristek sebetulnya sudah beberapa kali memberikan inisiasi dan menghadirkan beberapa contoh konten digital. Maka harapannya dengan menghadirkan konten digital yang banyak dan baik bisa menjadi salah satu strategi untuk pendayagunaan teknologi informasi meskipun pemerataan kualitas teknologinya belum merata 100% di Papua Barat.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Barnabas Dowansiba, M.Pd. Dalam sambutannya disampaikan bahwa pendidikan, khususnya di Papua Barat, saat ini tidak hanya menggunakan model-model lama tetapi dengan menggunakan media-media yang ada. Namun di Papua Barat tidak semua guru dan sekolah dapat menikmati kesempatan yang sama karena tidak semua daerah memiliki fasilitas yang memadai.

Meskipun belum merata dari segi infrastruktur ditambah letak geografis menjadi penghambat dan pembatas tetapi ketika melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dapat terlaksana sangat baik. Maka beliau menghimbau bahwa kesempatan diskusi dalam  KIhajar TIK Talks ini digunakan dengan baik agar ilmu yang disampaikan dapat disebarluaskan kepada teman-teman yang belum mendapat kesempatan.

“Kemudian selama ini juga Papua Barat sudah berupaya dengan melakukan kerjasam dengan Microsoft untuk melakukan pelatihan-pelatihan. Selain itu dengan IGI juga bergandeng tangan. Sehingga penggunaan TIK dalam pemanfataan konten digital memang harus diterapkan,” ujar Barnabas.

Barnabas Dowansiba, M.Pd.

Karena ketika guru mengetahui perkembangan yang ada maka akan menarik minat siswa juga untuk mengikuti perkembangan. Terkait infrastruktur di Papua Barat, harapannya ke depan harus ada perubahan, Pusdatin Kemendikbudristek diharapkan dapat bekerjasama dengan desa tertinggal sehingga anak-anak juga mudah mengikuti perkembangan. Beliau mengakhiri sambutannya dengan menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pusdatin Kemendikbudristek yang sudah memberikan layanan pendidikan sejauh ini karena apa yang kita lakukan ini bukan untuk kita tetapi untuk generasi penerus kita.

Para guru antusias mendengarkan paparan narasumber

Kemudian, Ir. Johnly Edison Sulla, M.M. selaku Kepala LPMP Papua Barat, melanjutkan materinya dengan memaparkan bahwa masa pandemi ini membuat proses pembelajaran dilaksanakan dengan sistem luring dan daring. Dimana kedua sistem tersebut harus diselenggarakan secara bersinergi. Sejauh ini dari data yang diperoleh LPMP Papua Barat, pengguna akun Belajar.id terbanyak di Papua Barat adalah pada jenjang SMA dan SMK. Sedangkan untuk SD dan PAUD masih sangat minim.

Hal ini terjadi karena terdapat beberapa kendala yang harapannya setelah kegiatan ini berlangsung akan lebih banyak para guru serta tenaga kependidikan dapat menggunakan akun-akun pembelajaran yang telah disediakan oleh Pusdatin Kemendikbudristek. Selain itu Papua Barat juga memiliki tingkat keikutsertaan yang cukup baik dalam kompetisi KIHAJAR STEM 2021, yakni terdapat 144 peserta individu dan 48 peserta tim. Namun memang belum merata pada setiap jenjangnya.

Oleh karena itu, LPMP akan bekerjasama dengan operator, Duta Rumah Belajar, dan PTP yang ada di LPMP untuk terus menyumbangkan dan memberikan motivasi kepada para guru bahkan siswa dalam belajar terkait dengan pemahaman penggunaan peralatan IT dalam proses pembelajaran. Kemudian beliau juga memaparkan berbagai bentuk dukungan digitalisasi Pendidikan LPMP Provinsi Papua Barat yang sudah terlaksana pada tahun 2020-2021 antara lain melakukan beberapa sosialisasi bersama DRB dan melakukan kompetisi yang diikuti hingga 119 peserta.

Selanjutnya dipaparkan juga terkait fasilitasi pemanfaatan model dan media pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam 2 tahap di beberapa kabupaten di provinsi Papua Barat. Terakhir, disebutkan bahwa LPMP Papua Barat membuka akses yang sebesar-besarnya untuk guru dan peserta didik belajar secara gratis di LPMP dengan menggunakan jaringan internet yang ada di LPMP Papua Barat.

Pemanfaatan Akun Belajar.id di Papua Barat oleh Kepala LPMP Papua Barat

Dalam kesempatan yang sama, Moch. Abduh, Ph.D selaku Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama PUSDATIN, menyampaikan materi terkait “Kesenjangan Digital: Tantangan Pembelajaran TIK di Papua Barat”. Melalui paparannya, Ia menjelaskan bahwa Kesenjangan Digital (Digital Divide) mempunyai arti sebagai kesenjangan antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktivitas.

“Jadi, kesenjangan digital atau digital divide sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu daerah/wilayah. Kemudian berdasarkan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2017, tingkat indeks kesenjangan digital provinsi Papua Barat berada di urutan kelima”, jelas Abduh yang juga PTP Ahli Utama Kemendikbudristek ini.

“Dimana artinya jika dibandingkan dengan Jakarta, provinsi Papua Barat ini masih cukup jauh tingkat kesenjangan digitalnya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kesenjangan digital di Papua Barat ini, antara lain kelemahan infrastruktur, kekurangan skill, kekurangan isi (konten) materi berbahasa Indonesia dan kurang optimalnya pemanfaatan internet”, tambah Abduh yang mengakhiri paparan dengan mengajak kepada para tenaga pendidik untuk mendukung pembelajaran abad ke-21 agar pendidikan terus berkembang.

Moch. Abduh memaparkan Indeks Kesenjangan Digital per Provinsi. Papua Barat masih memeiliki kesenjangan digital yang tinggi

Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Ketua IGI Provinsi Papua Barat, Chandra Sri Ubayanti, M.Pd. terkait “IGI dan Kesiapan Guru Papua Barat Cakap Teknologi Pembelajaran Abad 21”. Dalam pemaparannya ia menjelaskan bahwa selama beliau bersama rekan-rekan IGI, mungkin yang tersulit adalah mencoba mengeksekusi. Karena apapun yang diterima dari pusat pada akhirnya harus dieksekusi di lapangan.

Pada saat mengeksekusi di kelas itu menjadi sesuatu yang berbeda dan kembali lagi ke pribadi masing-masing untuk mengeksekusi hal tersebut. Posisi guru menjadi sangat penting karena pada saat mengeksekusi kurikulum atau perubahan yang ada kita perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Maka kata kuncinya adalah bagaimana guru memahami tujuan mengajar dan untuk siapa kita mengajar serta apa yang kita punya. Sehingga “menerapkan” menjadi peran penting bagi masing-masing guru. Dan disini guru menjadi jembatan antara masa kini dan masa depan.

Menurutnya teknologi merupakan tools (alat) yang harus arif dan bijaksana dalam memanfaatkannya. Dirinya sebagai guru dan bagian dari IGI juga merasakan memang teknologi menjadi suatau hal yang kurang dipahami. Maka kegiatan IGI yang sangat menonjol adalah mengajak rekan-rekan yang belum paham menjadi paham. Namun dirinya berpendapat menguasai teknologi penting, tetapi menjadi pribadi yang harmoni itu jauh lebih penting.

Hingga saat ini seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat sudah ada anggota IGI nya. Motto sharing growing together dipegang mulai dari 2017 sampai hari ini. IGI di tahun 2017 sudah bekerjasama dengan Samsung dan dapat menghadirkan narasumber dari Aceh. Kemudian di tahun 2021 sudah terjadi peningkatan, seperti misalnya sudah belajar unggah ke Youtube dan IGI berkomitmen untuk menghadirkan narasumber-narasumber yang ada di Papua Barat.

Di akhir pemaparannya, beliau menegaskan sebuah pesan untuk ke depannya dapat membuat Master Plan yang serius dengan data-data yang baik dan sesuai dengan karakteristik dan sumber daya yang ada sebagai perencanaan yang terukur. Kemudian IGI Papua Barat juga berjanji untuk terus berkomitmen menjadi bagian dari peningkatan kualitas layanan pendidikan di Papua Barat, bahkan Indonesia.

Chandra Sri Ubayanti, M.Pd., Ketua IGI Papua Barat

Selanjutnya, Ketua PGRI Kota Sorong, Drs. Yohanis Sagrim, M.M., menyampaikan materi terkait peran TIK dalam pembelajaran abad 21 di masa pandemi COVID-19. Tanpa dipungkiri pandemi COVID-19 banyak mengajarkan kita dalam berbagai hal. Tidak hanya dalam bidang kesehatan, sosial dan kemanuasiaan namun juga dalam bidang pendidikan. Bidang pendidikan yang langsung terdampak adalah kegiatan pembelajaran.

Karena dengan diberlakukannya larangan tatap muka di sekolah menuntut guru untuk berinovasi dalam pembelajaran terutama dalam penggunaan TIK. Pemanfaatan teknologi akan menjadikan inovasi bagi guru dalam belajar mengajar selain itu dapat tercipta suasana yang lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam situasi tersebut guru dapat memanfaatkan alat komunikasi sebagai sarana pembelajaran yang dapat menjangkau peserta didik mau pun orang tua.

Oleh karena itu, gadget (gawai/perangkat) menjadi kebutuhan utama dalam proses belajar jarak jauh selama pandemi COVID-19. Sebagai sarana pendukung pada pelaksanaan pembelajaran, jaringan merupakan suatu hal yang utama untuk menunjang dalam mencapai hasil yang diharapkan. Sementara itu pembelajaran abad 21 merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi guru dalam dunia pendidikan di masa pandemi COVID-19 ini.

Duta Rumah Belajar Provinsi Papua Barat 2020, DAT. Novitasari, melanjutkan acara dengan memaparkan materi terkait Pentingnya Literasi TIK bagi Guru. Pendidikan berbasis TIK merupakan suatu transformasi dari pendidikan tradisional dengan mengintegrasikan Keterampilan TIK ke dalam dunia pendidikan. Bukan sekedar pengembangan literasi TIK dan keterampilan untuk mengoperasikan berbagai teknologi komunikasi dan informasi dalam pendidikan.

Integrasi TIK ke dalam pendidikan bukan sekedar “alat bantu” atau “supporting tools” tetapi harus menjiwai seluruh proses yang ada di dalamnya. Disebutkan juga bahwa TIK untuk pendidikan harus dilihat sebagai suatu hal yang mudah dan memudahkan, bukan malah dihindari karena adanya penambahan kompleksitas. Namun memang dalam mengimplementasikannya masih terdapat beberapa kendala.

Oleh karena itu dipaparkan oleh beliau beberapa Kerangka Acuan Kompetensi TIK Guru, antara lain yaitu untuk siswa yang merupakan sasaran utamanya, kemudian untuk pendekatan belajarnya, sumber belajarnya, komunikasi dan kolaborasi, serta untuk pengelolaan dan dokumentasinya. Pemaparan ini diakhiri dengan sebuah kutipan dari Bill Gates yang berbunyi, “Teknologi hanyalah alat. Dalam hal membuat anak-anak bekerjasama dan memotivasi mereka, guru adalah yang terpenting”.

Ketua PGRI Kota Sorong: Drs. Yohanis Sagrim, M.M., DRB Papua Barat 2020 : DAT. Novitasari dan Moderator: Fathanissa berpose di akhir sesi KIHAJAR TIK Talks Papua Barat 2021

Acara KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Papua Barat dipandu oleh Fathanissa dan dimeriahkan oleh permainan daring yang dipandu oleh Syarif Rahman. Selanjutnya, seluruh peserta yang telah mendaftar pada aplikasi simpatik, dan hadir mengikuti jalannya seminar akan mendapatkan sertifikat digital yang dapat diunduh melalui akun simpatik masing-masing peserta melalui tautan:  https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/.

Kihajar TIK Talks Papua Barat disiarkan melalui:

YouTube Televisi Edukasi https://youtu.be/EkYNqo7OPlk

Radio Suara Edukasi http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/