(From Zero to One Zero Zero Plus): TIK Menjadikan Hidup Saya Lebih Berharga (Juara 2 Lomba Artikel TIK Pustekkom 2016)

0
9781

Oleh: Fidelia Febi Valentika (SMA Negeri 1 Ungaran, Jawa Tengah)

(dari Nol = 0 ke Satu Nol Nol = 100, hidup menjadi Plus)

Teknologi, Informasi, dan Komunikasi ialah penunjang segala kemajuan bangsa di segala bidang, baik itu hukum, sosial-budaya, ekonomi, dan sebagainya. Seluruh aspek kehidupan bangsa membutuhkan teknologi sebagai alat mempermudah, mempercepat, meringankan, dan menambahkan. Sifat dari TIK sendiri itu sudah tidak terbatas, karena dapat dijadikan fasilitas utama seorang untuk individu, masyarakat, bangsa, dan dunia. TIK sendiri terus berkembang menjelma dalam berbagai alat-alat canggih yang membantu manusia dalam bekerja maupun hidup.

From zero to hero merupakan istilah yang sudah sering kita dengar, sebagai penggambaran seseorang yang berjuang dari nol. Kini saya pakai istilah from zero to one zero-zero plus, artinya ialah dari nol menjadi satu nol-nol atau kosong menjadi 100 plus. Hidup saya yang dahulu nol, nihil, minim, berubah menjadi penuh, plus, mudah, dan berprestasi. Istilah ini sengaja saya ambil sebagai manfaat TIK dalam hidup saya yang begitu memudahkan cara saya belajar dan berprestasi. Pendidikan merupakan salah satu ajang agar kita dapat mengubah hidup kita secara vertikal menjadi lebih baik.

Belajar dan Prestasi Anak Bangsa Tidak Terlepas dari Bantuan TIK

            Berbicara soal kemudahan belajar dengan bantuan TIK, PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan) sudah menunjang berbagai macam kemajuan bagi anak sekolah dengan berbagai macam produk seperti Mobile Learning, Buku Sekolah Elektronik (BSE), Televisi Edukasi, dan Portal Rumah Belajar dan lain sebagainya. Sudahkah para guru dan murid di seluruh pelosok negeri mengakses kemudahan belajar dengan TIK yang disiapkan dari Kemdikbud ini?

Mobile learning atau m-edukasi. Dengan media handphone dan smartphone yang kita punya, kita dapat memanfaatkan konten pembelajaran berbasis mobile.
BSE (Buku Sekolah Elektronik). Media murah-meriah sebagai sarana belajar dengan berbagai ­e-book pembelajaran dari SD, SMP, SMA dan SMK. Bukan hanya mahasiswa saja yang menggunakan e-book tapi pelajar juga.

TVE (Televisi Edukasi). Media belajar dengan televisi ini mengubah paradigma bahwa hobi menonton televise menjadikan anak lupa belajar, bergantung pada konten apa yang dinikmati oleh para pelajar.

Portal Rumah Belajar. Portal pembelajaran bagi para pelajar yang sangat bermanfaat.

Pengalaman Hidup Bersama Kemajuan TIK

Saya ingat saat kakak perempuan saya yang kedua lulus SMA, dan tidak dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena tidak ada biaya dan kurang informasi. Itu membuatnya harus menelan pahit tidak dapat melanjutkan belajar dan harus menjadi buruh pabrik. Tapi setahun selang kakak saya bekerja, ia pun mulai aktif mendapatkan banyak informasi mengenai beasiswa di Perguruan Tinggi. Saya tahu perjuangan kakak untuk mendapatkan satu kursi di Perguruan Tinggi itu sangat sulit, dengan proses yang bertubi-tubi. Dan akhirnya di tahun 2012, kakak saya berhasil masuk di salah satu PTN jalur beasiswa. Saat itu saya masih duduk di kelas 5 SD, dan pada saat itu saya turut berbahagia karena akhirnya saya memiliki harapan masa depan dan dapat meniru jejak kakak saya untuk terus belajar setinggi mungkin. Segala urusan pendaftaran kuliah, proses kuliah, dan segala macam kebutuhannya selalu berbasis online, sehingga TIK sudah menjadi bagian dari pendidikan tinggi.

Sejak mulai kuliah, kakak saya mendapat pinjaman laptop dari kawannya, yang ternyata itu berimbas dengan kehidupan saya. Sangat mustahil rasanya dahulu, jika saya dapat mengoperasikan komputer. Saya tinggal di desa yang cukup pedalaman, dan harus menempuh jarak yang jauh untuk dapat sekolah di kota. Saya belajar cara menggunakan komputer dari kakak saya. Saya mulai aktif menggunakan laptop sebagai alat belajar. Dari mengerjakan tugas, mencari informasi, mengedit foto, dan menyimpan data-data penting. Sejak saat itu pula hidup saya sudah bergaul erat dengan internet. Kakak saya pun mencarikan berbagai macam informasi mengenai tips-tips belajar yang baik, mengunduh soal-soal UN, bagaimana meraih SMP favorit, dan memanfaatkan produk PUSTEKKOM baik itu Rumah Belajar, TV Edukasi, Buku Sekolah Elektronik, dan sebagainya.

Proses di kelas 6 SD saya jalani dengan bantuan TIK yang diajarkan oleh kakak saya. Proses belajar menjadi lebih update karena saya semakin memiliki banyak pengetahuan mengenai UN dan soal-soal terbaru yang dapat saya pelajari setiap harinya. Ketika hasil UN dibacakan, ternyata benar, saya menjadi yang terbaik dengan nilai matematika sempurna (10), dan diikuti oleh nilai Bahasa Indonesia dan IPA yang memuaskan juga, sehingga meraih NEM 27.35 pada saat itu.

Orangtua saya awalnya melarang saya untuk sekolah di kota, tapi karena kakak saya mendukung dan nilai saya yang memuaskan membuat saya akhirnya dapat sekolah di SMP favorit di kota waktu itu. SMP favorit ternyata dipenuhi oleh murid-murid yang aktif dengan TIK, sebagian besar dari mereka memiliki gadget yang canggih. Dibandingkan dengan handphone saya yang cukup kuno saat itu. Tapi lagi-lagi hal itu justru memacu semangat saya.

Mulai duduk di kelas 8 SMP saya aktif di dunia literasi online. Berawal dari inspirasi kakak saya yang lebih dulu aktif di dunia literasi. Ia banyak mengikuti perlombaan menulis online. Karya demi karya dihasilkannya. Mulai dari mendapatkan e-sertifikat, sertifikat cetak yang diantar sampai ke rumah, hingga hadiah-hadiah lainnya. Rumah saya menjadi sering dikunjungi oleh Pak Pos, Pak JNE, Pak TIKI, dan lain sebagainya. Dari situ pula, akhirnya saya terinspirasi juga untuk ikut berprestasi di dunia literasi dengan bantuan internet. Kini karya-karya saya sudah banyak yang diterbitkan di media massa.

Teladan dari Sosok Kakak Saya dalam Memanfaatkan TIK

Kakak saya memang sudah memiliki ratusan sertifikat dari perlombaan menulis, menjadi wisudawati terbaik, mengantongi 24 sertifikat juara menulis, mendapatkan berbagai macam hadiah baik itu laptop, baju, buku, dan lain sebagainya. Dari hasil tulisan kakak saya sedikit-banyak membantu kebutuhan hidup dan sekolah saya. Bahkan kini ia bekerja menjadi seorang jurnalis dengan bantuan TIK. Dan ternyata dari dia juga, saya kini lebih mencintai dunia TIK sampai detik ini. Karya-karya saya juga sudah mulai diterbitkan di berbagai media penerbit indie, dan media cetak seperti majalah. Saya juga aktif di organisasi jurnalistik di sekolah, dan memiliki banyak prestasi menulis, hingga akhirnya di terima di SMA favorit di kota juga.

Karya-karyaku yang Sudah Terbit di Media Cetak Berkat TIK

 Handphone Pertama Saya Beli dari Uang Saku Lebaran

Handphone Kedua Saya Beli dari Uang Beasiswa Prestasi

Handphone Hadiah dari Hasil Menulis dalam Pemanfaatan TIK

 

Saya pun dapat membeli handphone android dengan penghasilan saya melalui menulis online. Pernah juga suatu ketika saat itu saya harus membayar sejumlah uang untuk membayar les tambahan dan kebutuhan untuk ujian SMP, tapi orangtua saya tidak ada biaya. Tapi kala itu saya mendapatkan hadiah dari sebuah perlombaan menulis online, akhirnya saya dapat membayarnya dengan hasil tersebut. Saya juga menang dalam sebuah ajang lomba blog dan mendapatkan hadiah smartphone. Kini saya memiliki kecanggihan hidup melalui bantuan TIK.

Hasil Lomba Online Sebagai Biaya Sekolah

 

Banyak Orang Berkata TIK Membentuk Generasi Pemalas, Tapi Tidak Bagi Saya, TIK Menjadikan Hidup Saya Lebih Berharga

Setiap hari saya belajar dengan bantuan TIK, berprestasi dan menjadi generasi yang update dari TIK, dan menjadi sosok yang berguna melalui dunia literasi yang semakin berkembang pesat di internet. Nilai-nilai saya di sekolah menjadi sangat terbantu karena saya mengerjakan tugas dengan bantuan laptop dan smartphone, prestasi saya juga berbuah manis dan menghasilkan pendapatan untuk menunjang hidup saya. Bahkan saat ini saya sudah aktif berjualan pulsa dan berjualan makanan melalui online dengan bantuan smarthphone. TIK sungguh mengubah hidup saya.

Jika banyak orang berkata bahwa TIK menjadikan seseorang menjadi malas, tapi tidak bagi saya, TIK justru mengubah hidup saya dari nol menjadi satu nol-nol plus. Saya dapat belajar lebih update, prestasi lebih cemerlang, dan membantu kebutuhan orangtua dengan bantuan TIK.