Diaspora Televisi Pendidikan

0
2888

TIMESINDONESIA, MALANG – Keberadaan televisi pendidikan awalnya dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) yang kini bertransformasi menjadi Pusat Data Teknologi dan Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan sebutan televisi edukasi (TVE).

Eksistensi TVE awalnya dikembangkan berdasarkan pada kebijakan Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi (KBK), mengingat sistem pendidikan saat itu bergeser menjadi sistem pendidikan yang berorientasi kepada siswa (learner center).

Kemendikbud kemudian menyediakan berbagai sumber belajar bagi guru dan siswa melalui program televisi pendidikan. Kemendikbud cepat dalam merespon perkembangan jaman, mengingat guru dan siswa ternyata lebih aktif mencari informasi berbagai sumber untuk menambah pengetahuan agar lebih luas dan beragam.

Televisi pendidikan menjadi agenda paling tepat bagi sistem pendidikan mengingat kondisi geografi, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Televisi pendidikan kemudian menjadi alternatif utama pemirsa karena mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Keterbatasan pemanfaatan televisi pendidikan terlihat bahwa produksi dan penyiaran program televisi memerlukan biaya yang relatif mahal. Sehingga pemanfaatan dalam pendidikan masih kurang karena faktor aksesibilitas ini.

Di negara maju, siaran televisi pendidikan dimanfaatkan secara maksimal karena tidak mengalami kendala yang berarti. Sebaliknya bagi negara yang berkembang seperti Indonesia dipergunakan secara terbatas karena faktor ketersediaan pesawat televisi peserta didik, kemampuan siaran pendidikan yang bersaing dengan siaran komersial dan budaya masyarakat setempat.

Mengatasi Keterbatasan

Pada awalnya, realisasi televisi pendidikan sangat membantu siswa, guru dan rakyat yang butuh akses terhadap siaran pendidikan. Televisi pendidikan juga membuat semakin mudah mendukung peningkatan mutu pendidikan dan membantu dalam penuntasan Wajar Diknas 9 Tahun. Pada saat itu, visi dari televisi pendidikan adalah menjadikan siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan bagi dunia pendidikan di tanah air.

Keberadaan televisi pendidikan semakin menasional mengingat respon dunia pendidikan di tanah air begitu antusias. Bahkan, visi televisi pendidikan telah berhasil dijabarkan menjadi misi yang dapat menyiarkan berbagai program pendidikan yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan Kemendikbud dan mendorong masyarakat gemar belajar. Lebih hebat lagi, televisi pendidikan ini memiliki tujuan memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.

Dalam perjalanannya, Kemendikbud mencoba mengembangkan gagasan agar televisi digunakan sebagai media pendidikan untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dari peserta didik. Selama ini guru dan siswa mengatasi keterbatasan dalam mendapatkan informasi yang sama dengan peserta didik yang lain. Melalui televisi pendidikan, maka tiap orang dari berbagai daerah manapun bisa mendapatkan informasi apapun terutama informasi mengenai dunia pendidikan dalam waktu yang sama.

Diaspora Pendidikan

Kecepatan informasi dunia pendidikan dalam waktu yang cepat dan sama dikarenakan sistem yang digunakan adalah satelit. Sehingga bagi tiap orang yang berbeda ruang tetap bisa mendapatkan informasi sama apabila memilih chanel televisi pendidikan dan menonton program pendidikan pada waktu yang sama. Artinya, siapapun memiliki peluang mendapatkan informasi yang sama dari program televisi pendidikan dalam waktu yang sama dan agenda pemerataan pendidikan secara langsung dapat diatasi.

Pemanfaatan siaran televisi pendidikan tentu tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio-visual secara bersamaan, tetapi juga karena kemampuan jangkauannya yang besar untuk wilayah geografis yang relatif luas. Keberadaan media audio-visual juga menyajikan materi secara simultan, memberikan pemahaman mengenai konsep abstrak serta memungkinkan merancang agenda pembelajaran untuk mengkombinasikan gambar dan suara dalam satu pesan yang disampaikan.

Ketika pemerataan pendidikan melalui televisi pendidikan bisa diatasi, maka agenda selanjutnya adalah diaspora televisi pendidian. Agenda dari diaspora televisi pendidikan ini perlu dilakukan supaya program televisi pendidikan menjadi menarik, tidak membosankan sekaligus tidak kaku. Diaspora televisi pendidikan perlu packaging yang menarik perhatian dalam menyampaikan informasi program menghibur siswa dan guru melalui format tayangan yang disebut edutainment.

Barangkali, diaspora televisi pendidikan masih membutuhkan inovasi serta dukungan berbagai pihak. Tayangan berbagai karya anak bangsa memiliki maksud mentransformasikan gagasan segar sebuah karya supaya bermanfaat bagi pemirsa.

Diaspora televisi pendidikan butuh kerelaan, keikhlasan dan kelonggaran hati bagi siapapun yang berkarya untuk mentransformasikan ide dan gagasan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Saat ini 12 Oktober 2020 televisi Pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bernama TVE genap berusia 16 tahun, di usia tersebut TVE diharapkan lebih besar dalam memberikan kontribusi dalam dunia Pendidikan. Selamat ulang tahun TV Edukasi semoga makin bersinar serta santun dan mencerdaskan.

***

*)Oleh : Eka Khristiyanta Purnama, Koordinator Substansi Produksi Teknologi Pembelajaran dan PTP Ahli Madya Pusdatin Kemendikbud.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id