Ulasan Eksata : “KAMPUS MEMILIH MAHASISWA JALUR UNDANGAN SNMPTN”

0
18506

Pusdatin Kemendikbud (26/3) – Dialog Eksakta edisi Rabu (24/3)  mengundang  narasumber seorang dosen dari kampus ternama, Prof. Musa Hubeis Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen  IPB Bogor, Jawa Barat. Dalam dialog pembuka ia menyampaikan, bahwa keunggulan jalur SNMPTN yang utama adalah bebas biaya pendaftaran karena ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah dan tanpa tes sebab hanya menggunakan seleksi raport semester 1-5 jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/ sederajat. 

Artinya calon mahasiswa yang lolos jalur ini tidak perlu melakukan tes lagi, diterima langsung oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dituju setelah lolos berkas administrasi dan mungkin ada juga test wawancara. Mengenai kuota masing-masing perguruan tinggi bervariasi maksimal 40 % penerimaan mahasiswa melalui jalur undangan, selebihnya sisa kuota dibagi untuk jalur SBMPTN dan jalur mandiri. 

Sementara di IPB, hanya mengambil 20 persen saja kuota jalur undangan. Untuk lolos jalur ini bukan hanya bergantung pada capaian akademis, namun juga dipertimbangkan unsur prestasi non akademis seperti prestasi olahraga, seni, termasuk keaktifan siswa berorganisasi (menjadi ketua OSIS) dan sebagainya. Hal yang penting perlu diperhatikan pula grafik nilai raport diusahakan stabil atau meningkat nilainya, bukan turun naik. Strategi yang bisa ditempuh untuk mengejar jalur undangan kuliah diantaranya dengan rajin menjalin komunikasi dengan banyak pihak terkait.

“Maksudnya banyak update berita perkembangan kebijakan pendidikan dari pemerintah, mencari tahu hubungan baik sekolah dengan perguruan tinggi negeri, berkomunikasi dengan kakak kelas yang sudah diterima di PTN tertentu, apalagi yang bisa menyumbangkan prestasi disana, bisa membuka  peluang lolos lebih tinggi,” jelas Prof. Musa.

Hal-hal teknis juga perlu diperhatikan seperti melihat daya tampung dan kompetensi yang dibutuhkan di program studi/kampus yang dituju. Seperti misalnya di IPB ada jurusan IPS, namun dasar pengetahuan IPA tetap harus dikuasai oleh calon mahasiswa, artinya untuk siswa SMA sederajat diluar jurusan IPA sebaiknya tidak memilih IPB. Tidak dianjurkan untuk memilih program studi lintas sektor, misalnya anak IPA menyebrang ke IPS dan sebaliknya, begitu juga jurusan lain sebab biasanya di perguruan tinggi sudah memiliki peta jalan (track record) capaian akademis calon mahasiswa sejak awal mendaftar jalur undangan, jangan sampai core-nya terlalu jauh dari target.

Sebaran provinsi juga menjadi hal yang biasanya diperhatikan oleh perguruan tinggi untuk memilih calon mahasiswa jalur undangan, sehingga unsur kebhinekaan terpenuhi.  Sebagai contoh misalnya ada calon mahasiswa dari daerah terpencil dengan rata-rata nilai lebih rendah sedikit dibandingkan temannya dari provinsi yang lebih maju fasilitas pendidikannya, bisa menempati prioritas lebih tinggi. Skala prioritas tersebut disusun oleh rektor, wakil rektor, dekan dan ketua jurusan sabagai tim SNMPTN sebuah perguruan tinggi. 

Di IPB contohnya lagi, setelah mahasiswa semua jalur penerimaan diputuskan, biasanya pada tahun pertama dilakukan Tingkat Persiapan Besar, yaitu masa orientasi, persiapan mahasiswa memasuki jurusan sesuai kompetensi. Tim pemetaan akan bekerja selama setahun penuh dan memberikan rekomendasi jurusan yang sesuai dengan kompetensi akademik dan  bakat masing-masing siswa. Lolos di jalur undangan atau SNMPTN memang membanggakan, namun Prof. Musa berpesan kepada calon mahasiswa khususnya yang undangan dari daerah, harus cepat beradaptasi dengan susasan belajar di kampus dengan teman-teman berbagai latar belakang, mau meng-upgrade kemampuan sehingga sukses menempuh studi di perguruan tinggi. 

Sumber  kegagalan studi mahasiswa jalur undangan ada beberapa faktor pemicunya diantaranya, mahasiswa merasa minder dengan kelebihan fasilitas belajar teman-temannya lingkungan pergaulan yang berbeda dengan keseharian mereka sebagai orang daerah dan merasa hebat setelah dinyatakan lolos SNMPTN sehingga tidak mau meningkatkan kompetensi diri.  Hal ini bisa diatasi dengan meningkatkan kolaborasi dengan rekan-rekan mahasiswa, saling mendukung dan bekerjasama, banyak berkonsultasi dengan konselor yang disediakan kampus untuk memantau perkembangan studinya. 

Ia menambahkan, pihak kampus juga sudah selayaknya mampu menjaga harmonisasi input dan proses pendidikan di perguruan tinggi sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman bagi seluruh mahasiswa. Kepada rekan dosen muda yang memiliki idealisme tinggi juga dihimbau untuk lebih bersabar dan bertoleransi menghadapi kekurangan mahasiswa agar terjalin hubungan yang harmonis sehingga targat prestasi dan  capaian akademis  mahasiswa bisa terwujud. 

Pada akhirnya, Prof. Musa mengucapkan selamat kepada mahasiswa baru jalur undangan dan selamat berjuang untuk calon mahasiswa jalur masuk yang lain (SBMPTN dan Mandiri), bersyukurlah anda termasuk 3 persen dari seluruh penduduk Indonesia yang akan mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Kesempatan ini jangan disia-siakan agar anda kelak menjadi SDM unggul yang siap bertarung di laboratorium kehidupan sesungguhnya di luar kampus dan memberi manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat.

Untuk mendengarkan kembal Eksata episode 24 Maret 2021 dapat diklik link  http://ringkas.kemdikbud.go.id/eksata210324Tetap saksikan Eksakta setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at pukul 14.00-16.00 WIB di Radio Suara Edukasi, pada hari ini Jum’at (26/3), Eksakta mengupas tema  dipandu Mbak Wira dan diprodusei oleh Mbak Mira Maulia.

streaming:
✅Http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id
✅IG: @suara.edukasi
✅ Aplikasi di playstore/AppStore: TV Edukasi
✅ Aplikasi spotify: Suara Edukasi Podcast
https://s.id/suaraedukasipodcast

Bagi Sahabat Edukasi yang ingin bertanya atau memberi tanggapan, silakan melalui WhatsApp:
0811 913 1440
atau beri komentar di IG @suara.edukasi
Suara Edukasi
Akrab dan Mencerdaskan

Tim Artikel Pusdatin Kemendikbud : Mgs. Fisika Fikri, Maria Triyani, dan Renny Pebriyanti

Pewarta : Wira (Penyiar Program Eksakta)