Jakarta (27/10) – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi penyelenggara KIHAJAR TIK Talks selanjutnya setelah sebelumnya dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari kalangan guru dan tenaga kependidikan di NTB dan juga di seluruh Indonesia, bahkan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).
KIHAJAR TIK Talks Nusa Tenggara Barat merupakan satu bagian dari gelaran besar KIHAJAR 2021 berupa seminar daring (online) yang menghadirkan beberapa narasumber yaitu, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB,serta beberapa ahli dan praktisi IT untuk Pendidikan mulai dari Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Koordintor Program Studi pendidikan Informatika FMIPA Universitas Hamzanwadi, serta Duta Rumah Belajar Provinsi NTB 2020.
Dr. M. Hasan Chabibie, M.Si. selaku Kepala Pusdatin Kemendikbudristek, membuka acara KIHAJAR TIK Talks NTB ini dengan menyampaikan rasa bangganya karena hingga saat ini PUSDATIN terus menerus dapat berkolaborasi dengan para tenaga pendidik, khususnya di Provinsi NTB.
Dalam situasi saat ini, menurut beliau, pada akhirnya memperkaya proses belajar-mengajar yang sebelumnya sudah dijalani. Oleh karena itu, KIHAJR TIK Talks, khususnya di Provinsi NTB, hadir untuk mencoba menelisik lebih dalam bagaimana perubahan-perubahan situasi ini yang mempengaruhi proses belajar-mengajar dan bahkan budaya baru di era digital yang menerpa kita semua. Sambutan Kapusdatin diakhiri dengan ucapan terima kasih atas pemanfaatan kuota internet yang sangat baik di Provinsi NTB sebagai bagian dari menjaga nyala api belajar dunia pendidikan dan berharap kolaborasi dengan Provinsi NTB ini terus terlaksana.
Acara dilanjutkan oleh sambutan pemaparan materi dari Gubernur Provinsi NTB, Dr. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc. yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keungan Infrastruktur dan Pembangunan Provinsi NTB. Disampaikan bahwa teknologi bisa saja ada di dalam otak manusia.
” Mesin akan semakin cerdas, kecerdasan buatan ada disana-sini, dan segala aktivitas akan menggunakan teknologi. Sehingga pada satu titik manusia dan teknologi itu akan tergabung. Kemudian ketika pandemi, E-learning digunakan dimana-mana, teknologi digunakan di seluruh aspek. Maka dalam kesempatan ini pemerintah NTB menawarkan suatu strategi yang memungkinkan pola pembelajaran tidak hanya secara digital, tetapi pemerintah juga memfasilitasi untuk mendampinginya agar pelaksanaannya lebih optimal,” tukasnya.
Saat ini Provinsi NTB memiliki program unggulan yaitu Posyandu Keluarga yaitu program yang menjadikan dusun sebagai pusat pelayanan edukasi masyarakat. Ini merupakan salah satu yang akan dikembangkan dan terus ditindak lanjuti. Maka Provinsi NTB menyambut baik apa yang dilakukan oleh Pusdatin Kemendikbudristek saat ini dengan menggelar event seperti KIHAJAR TIK Talks.
Beliau menambahkan, kegiatan ini sangat berdampak positif dalam rangka menentukan formulasi yang tepat bagaimana menggunakan media digital sebagai media pembelajaran, tidak hanya bagi pelajar tetapi juga masyarakat dalam arti luas sehingga teknologi ini dapat menjadi katalisator dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., MCE menyampaikan materi terkait “Virtual Community Digital Learning Nusantara sebagai Solusi Pembelajaran Masa Depan”. Beliau menjelaskan bahwa benar adanya saat ini media digital tidak hanya digunakan oleh para pelajar dan tenaga pendidik, tetapi semua masyarakat serta pemerintah harus memanfaatkan media digital untuk layanan publik.
” Bahkan bukan hanya untuk pendidikan formal, tetapi infomal pun juga membutuhkannya saat ini. Maka, untuk mendukung program pemerintah yaitu belajar dari rumah, UPI hadir menjadi salah satu Universitas yang melayani para calon guru dan pendidik untuk melakukan inovasi dengan memperkenalkan apa yang disebut VCDLN” katanya.
VCDLN merupakan sistem layanan pendidikan dan pembelajaran yang adaptif melalui Teknologi Televisi yang dibangun dalam bentuk digital multiplatform untuk layanan pembelajaran. Saat ini UPI telah memiliki studio TVUPIDIGITAL yang dilaunching pada 20 April 2020. Melalui sistem ini dikembangkan layanan PJJ multiplatform, e-learning Blended dan Mobile yang mudah, murah, luas dan menjangkar ke pelosok Nusantara dan didukung industri telekomunikasi dalam rangka menangkal LEARNING LOST.
Kemudian untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditentukan, TVUPI telah melakukan beberapa langkah. Seperti melakukan sosialisasi pada tingkat RW, Kelurahan, Kecamatan, BABINSA, Puskesmas, POLSEK, Sentra Minimarket, Sentra Komunitas Café, Orang Tua Siswa, KOREM Kab/Kota, Disdik Kab/Kota, Kampus di daerah hingga tingkat Provinsi untuk meningkatkan jumlah pemirsa TVUPI.
Penyampaian materi tentang VCDLN ini diakhiri dengan ajakan kepada para tenaga pendidik untuk bergabung dengan cara mengirimkan video-video pembelajaran yang nantinya akan ditayangkan melalui TVUPI.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Koordintor Program Studi pendidikan Informatika FMIPA Universitas Hamzanwadi, Rasyid Hardi Wirasasmita, S.T., M.Pd yaitu terkait “Pemanfaatan TIK pada Pembelajaran Abad 21”. Dalam pemaparannya, dijelaskan beberapa konsep pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 yaitu diarahkan oleh peserta didik sendiri, multisumber belajar, belajar sepanjang hayat, pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran adaptif, dan membangun cara pandang.
” Jika berbicara tentang pembelajaran berbasis TIK, maka yang saat ini sudah dilakukan adalah e-learning. Namun dari sekian banyak manfaat dari e-learning ini, terdapat juga beberapa tantangan yaitu sistem penilaian sangat objektif, kemudian belum adanya jaminan keamanan, serta orisinalitas karya dapat dipertanyakan,” jelas Rasyd Hardi.
Maka untuk menghadapi tantangan itu, Universitas Hamzanwadi mengembangkan sebuah aplikasi penilaian sebagai referensi untuk tenaga pendidik. Aplikasi tersebut adalah Aplikasi Penilaian CBT Model Testlet. Testlet sendiri adalah model penilaian berjenjang. Aplikasi ini dapat digunakan di banyak sekolah dengan hak akses masing-masing dan ada 4 level pengguna dalam aplikasi ini yaitu: admin CBT, Admin Sekolah, Guru dan Siswa.
Aplikasi ini juga dapat menunjukkan data siswa, data soal, data analisis hasil skor pilihan ganda, analisis hasil skor berjenjang/testlet, analisis hasil deskripsi karakter siswa, grafik skor pilihan ganda, serta grafik skor testlet. Selanjutnya, sebagai penutup, disampaikan bahwa teknologi hanyalah suatu alat, bukan segalanya.
Duta Rumah Belajar Provinsi NTB 2020, Arifin, S.Si juga ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Arifin menyampaikan cara bagaimana belajar menyenangkan melalui Rumah Belajar terintegrasi Belajar.id. Rumah Belajar terdapat beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan secara gratis, yaitu Sumber Belajar, Bank Soal, Laboratorium Maya, Kelas Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Karya Bahasa dan Sastra, Blog Pena, Edugame, Buku Sekolah Elektronik, Augmented Reality.
Selanjutnya dijelaskan juga bahwa Akun Pembelajaran (belajar.id) merupakan akun elektronik yang memuat nama akun (user ID) dan akses masuk akun (password) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai akun untuk mengakses layanan/aplikasi pembelajaran berbasis elektronik. Aplikasi pembelajaran yang dapat diakses dengan akun pembelajaran ini yaitu Rumah Belajar, Google Classroom, Google Hangout, Google Slides, Google Sheet, Google Drive, Google Docs, Zoom, Zenius, Khan Academy, Bahaso, Pahamify, Pintaria Udemy, Coursera dll.
Acara KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Nusa Tenggara Barat dipandu oleh Maulidya Ramli, SE dan dimeriahkan oleh permainan daring yang dipandu oleh Karima Putri. Selanjutnya, peserta yang telah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan akan mendapatkan sertifikat digital.