[metaslider id=1445]
Salah satu program pengembangan kompetensi TIK guru untuk pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud adalah PembaTIK, yang merupakan kepanjangan dari Pembelajaran Berbasis TIK. Program ini sekaligus dalam rangka seleksi Duta Rumah Belajar 2018, yang diharapkan menjadi duta TIK untuk pendidikan.
Selain itu, program ini bertujuan untuk memotivasi guru dalam penerapan model pembelajaran inovatif dan pengembangan bahan belajar berbasis TIK, khususnya dengan menggunakan aplikasi Rumah Belajar (belajar.kemdikbud.go.id). Dengan sasaran guru-guru dari jenjang SD hingga SMA sederajat di seluruh provinsi Indonesia.
Dengan mengacu pada UNESCO ICT Competency Framework For Teacher, program PembaTIK dilaksanakan dengan 4 level, yaitu Literasi TIK, Implementasi TIK, Kreasi TIK, dan Berbagi TIK. Level Literasi TIK dan Implementasi TIK dilaksanakan secara daring, sedangkan Kreasi TIK dan Berbagi TIK akan dilaksanakan secara tatap muka.
Saat ini, pelaksanaan telah memasuki Level Kreasi TIK setelah sebelumnya peserta diseleksi terlebih dahulu pada 2 level sebelumnya secara daring sejak April 2018. Rangkaian program PembaTIK ditargetkan selesai hingga akhir September 2018.
Dilaksanakan tatap muka secara bergiliran, sekitar 13 provinsi telah melaksanakan Level Kreasi TIK antara lain Jawa Tengah, Bali, NTB, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Jawa Barat. Peserta merupakan 30 peserta terbaik dari masing-masing provinsinya.
Semangat guru-guru dalam menerapkan TIK untuk pembelajaran begitu terpancar. Pada saat pelaksanaan penugasan sosialiasi bahan ajar dan Rumah Belajar, peserta begitu antusias melakukan sosialisasi. Berbagai macam kreativitas dilaksanakan.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu peserta PembaTIK, Evi Yuliana dari SMA N 1 Sekampung Udik, Kab. Lampung Timur, Provinsi Lampung, yang mendesain dan mencetak bahan sosialiasi Rumah Belajar dari inisiatifnya sendiri. Bahan sosialisasi ini diberikan kepada guru-guru baik di sekolahnya sendiri dan juga sekolah lain.
Senada dengan Khairul Juhdy dari SMAN 1 Palibelo, Kab. Bima, Provinsi NTB, yang melaksanakan sosialiasi kepada guru-guru sekolah lain termasuk kepada MGMP Guru Kimia di Kota Bima. Walaupun dengan keterbatasan internet, Khairul tetap semangat untuk menyosialisasikan pemanfaatan Rumah Belajar. “Saya men-download terlebih dahulu konten Rumah Belajar, sehingga dapat digunakan secara offline” kata Khairul dalam mengungkapkan caranya mengatasi keterbatasan internet.
Adapun yang dilakukan oleh I Nyoman Haryantara dari SMPN 4 Petang, Kab. Badung dan I Komang Budiadnya dari SMAN 2 Banjar, Kab. Buleleng, Provinsi Bali, yang melakukan sosialisasi selain kepada guru-guru juga kepada siswa. Hal ini dilakukan secara serentak dengan mengumpulkan siswa di lapangan sekolah masing-masing.
Masih banyak pengalaman dan cerita serupa dari guru-guru peserta PembaTIK tahun ini. Program PembaTIK melatih guru-guru untuk menjadi duta di provinsinya masing-masing. Walaupun tidak semua peserta akan dikukuhkan menjadi Duta Rumah Belajar, diharapkan dengan program ini dapat mendorong guru-guru untuk menjadi inspirasi guru lain, terutama dalam meningkatkan kompetensi mereka di bidang TIK. (HPM)