Mendikbudristek Membuka Program PembaTIK dan KIHAJAR STEM 2022

0
14697

Jakarta, 22 Juni 2022 — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim membuka kembali Program PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) dan Kita Harus Belajar (KIHAJAR) STEM  tahun 2022 secara daring, Rabu (22/6). 

Sejak 2017, Pusdatin Kemendikbudristek menyelenggarakan program bimbingan teknis pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK). PembaTIK memiliki standar kompetensi TIK untuk guru yang terdiri dari empat kompetensi yaitu literasi, implementasi, kreasi, serta berbagi dan berkolaborasi. Pada tahun 2022, seluruh tahapan pada program ini akan dilaksanakan secara daring. 

“Guru yang hebat adalah guru yang mau terus belajar. Guru yang menjadi teladan pembelajar sepanjang hayat kepada muridnya. Itulah semangat yang diusung dalam program pembaTIK, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kompetensi TIK para pendidik.” ungkap Mendikbudristek dalam pembukaannya secara daring. 

 

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim saat membuka gelaran Kihajar dan PembaTIK 2022 secara daring

Pada level kompetensi berbagi dan berkolaborasi akan terpilih guru-guru terbaik (Sahabat Rumah Belajar) yang berpeluang mengikuti seleksi calon Duta Rumah Belajar (DRB). Sahabat Rumah Belajar dan Duta Rumah Belajar terpilih akan menjadi mitra terdepan Pusdatin Kemendikbud yang akan menyosialisasikan, mendiseminasikan praktik baik menghadirkan inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik melalui pemanfaatan TIK dan Portal Rumah Belajar.

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Kemendikbudristek, M. Hasan Chabibie menyampaikan bahwa PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) merupakan program yang berorientasi pada peningkatan kompetensi TIK pendidik di semua jenjang di seluruh Indonesia.

“Pendaftar PembaTIK terus meningkat hingga pelaksanaan di tahun 2021, pendaftar PembaTIK sebanyak 80.000 guru yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Besarnya pendaftar ini menunjukan antusiasme para pendidik kita untuk terus meningkatkan kompetensi dirinya, terutama di bidang TIK untuk pembelajaran.” tutur Kapusdatin Kemendikbudristek.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril, secara daring juga menyampaikan harapan agar melalui bimtek PembaTIK, guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia dapat bersama–sama berkolaborasi dan bertransformasi menumbuhkan ekosistem digital menuju Merdeka Belajar.

“Saya mengajak bapak dan ibu guru serta tenaga kependidikan untuk berpartisipasi mengikuti PembaTIK tahun 2022. Mari terus belajar, mengembangkan keterampilan, dan saling berbagi praktik baik untuk transformasi pendidikan Indonesia.” imbau Dirjen Iwan Syahril.

Demikian pula untuk mendukung proses pembelajaran berorientasi pada peserta didik, sejak 2006, Pusdatin Kemendikbudristek menyelenggarakan gelaran Kihajar (Kita Harus Belajar). Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi yang dapat diikuti oleh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) agar dapat memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan mampu berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah atau project berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Math) melalui pendayagunaan Teknologi  Informasi dan Komunikasi.

“Di program ini para pelajar bisa mengeksplorasi banyak hal baru dan menarik, membuat project-project seru di bidang sains, teknologi, matematika. Dalam perlombaan ini nantinya tentu ada yang menang dan ada yang kalah, tetapi yang lebih penting adalah adik-adik sudah berani mencoba, berani berkarya dan berani berkompetisi.” tutur Mendikbudristek pada acara yang mengusung tema “Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar”.  

Tahun 2022, Kihajar STEM diselenggarakan secara daring dan terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu Basic, Intermediate, dan Final. Pada tahap final, 2 tim terbaik dari 4 jenjang di tiap provinsi akan mengikuti tahapan pembuatan Video Tematik berbasis STEM dan presentasi. Gen Kihajar terbaik akan mendapatkan predikat Juara Umum, ter-berpikir kritis, ter-kreatif, ter-komunikatif, dan ter-kolaboratif dari setiap jenjang. Gen Kihajar terbaik akan menjadi agen penggerak pemanfaatan TIK (layanan Pusdatin) untuk pembelajaran di level peserta didik. 

“Kepada orangtua, saya juga berharap agar ibu dan bapak dapat mendorong putra-putrinya untuk mengikuti Kihajar STEM sebagai salah satu langkah pijakan mereka menjadi pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter.” pesan Menteri Nadiem. 

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen Pauddasmen), Jumeri, secara daring juga menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Kihajar STEM. Menurutnya, penerapan model STEM dalam implementasi kurikulum Merdeka Belajar di sekolah akan dapat mengasah keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan berpikir komputasional.

“Dengan mengikuti Kihajar STEM, saya berharap mutu dan proses pembelajaran akan semakin meningkat. Peserta didik merasa senang dan tertantang dalam belajar, bermanfaat bagi masa depannya.”, ungkap Dirjen Jumeri.

Tahun ini, pendaftaran KIHAJAR STEM dilakukan melalui aplikasi Rumah Belajar yang bisa diunduh di playstore. Sementara, pendaftaran PembaTIK dilakukan melalui laman simpatik.belajar.kemdikbud.go.id.

Mengakhiri sambutannya, Mendikbudristek berharap agar guru dan pelajar semakin sadar akan pentingnya kemampuan memanfaatkan TIK untuk memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, lebih relevan dan memerdekakan anak.” Saya tunggu partisipasi Ibu/Bapak guru dan adik-adik pelajar di seluruh Indonesia dalam program ini. Mari kita tetap semangat bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” demikian pesan Menteri Nadiem.  

Pengalaman Duta Rumah Belajar dan GEN KIHAJAR Tahun 2021

Khoirul Anam, guru di SMA Negeri Plus Satu Atap 1 Merauke, menyampaikan perasaan syukur dan pengalamannya saat akhirnya dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar Provinsi Papua tahun 2021. Dirinya pun merasakan banyak manfaat dan tantangan yang diperoleh saat mengikut ajang PembaTIK 2021 lalu.

“Manfaat yang saya rasakan adalah dapat meningkatkan kompetensi literasi, implementasi serta berbagi dan berkolaborasi dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Serta mendapatkan sertifikat nasional di setiap levelnya. Kesulitan dan keterbatasan akses internet di daerah menjadi tantangan, ketika harus menyelesaikan tugas-tugas yang banyak dalam waktu terbatas.”, jelas Khoirul.

Hal senada diungkapkan juga oleh Duta Rumah Belajar Provinsi DKI Jakarta, Filemon Sagala, yang juga mengabdi sebagai guru di SD Tarakanita 5 Jakarta. Filemon menceritakan manfaat PembaTIK bagi karyanya sebagai guru, amat besar. 

“Perubahan terjadi di diri saya, terutama dalam hal mengembangkan kompetensi di bidang TIK. Saya sangat terbantu dan dimudahkan dalam mempersiapkan perangkat dan media pada proses pembelajaran. Karena di pembaTIK, kita banyak dilatih hal baru, termasuk manajemen waktu. Kini, berkat luar biasa menjadi DRB, saya bisa berbagi dan berkolaborasi bersama pendidik dari berbagai daerah se-Nusantara. Menciptakan transformasi pendidikan yang lebih hebat lagi”

Beberapa pengalaman baik juga diungkap oleh GEN KIHAJAR, Raja Fatwa Ad Daffa Siregar dan Almobin Rabika Callaga dari tim SILN Davao Filipina. Mereka menyebutkan banyak manfaat yang dirasakan saat mengikuti ajang Kihajar tahun lalu.

“Mendapatkan pengalaman, wawasan yang banyak, dan juga menjadi lebih berani berbicara saat presentasi.”, ungkap Raja. Sementara Almobin mengatakan, “Pengalaman saya, mendapat ilmu baru dan bisa melatih kekompakan tim.”

Dalam kesempatan berbeda, GEN KIHAJAR dari tim SMKN 26 JAKARTA, yaitu: Gendis Navidi Syair Nafiri, Putri Hajarani, dan Restu Nurazizah Putri mengungkapkan momen berharga mereka. 

“Momen yang paling berharga adalah saat saya bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman untuk membuat project Kihajar”, ungkap Restu. Sementara Gendis mengatakan, “Momen berharga adalah saat diumumkan sebagai juara umum dan diundang langsung menghadiri Malam Anugerah Kihajar tahun 2021.” Berbeda dengan dua temannya, Putri merasa momen berharganya adalah saat diundang mengisi podcast di Radio Suara Edukasi.” 

Penulis: Atharia Agustine W.