Pusdatin Kemendikbudristek, Jakarta (30/6)– Provinsi Bengkulu menjadi penyelenggara KIHAJAR TIK TALKS kedua setelah Gorontalo. Dengan peserta yang mendaftar sebanyak 2.168 peserta dari kalangan guru dan tenaga kependidikan di Bengkulu dan seluruh Indonesia.
Acara serial webinar KIHAJAR TIK TALKS di provinsi Bengkulu dibuka oleh Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, yang mengapresiasi kolaborasi Pusdatin Kemdikburistek dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu untuk berbagi praktik baik pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, yang akan berdampak pada peningkatan kompetensi guru di Bengkulu.
“Ada 4 faktor agar cita-cita terselenggaranya sistem pendidikan digital menuju Merdeka belajar ini bisa terlaksana dengan baik, yaitu ketersediaan teknologi baik itu infrastruktur maupun kuota internet, sumber daya manusia yang handal dalam hal ini guru dan murid, transformasi belajar memanfaatkan pendidikan digital dan terakhir penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam proses belajar,” ujar Rohidin Mersyah.
Sejalan dengan pernyataan Gubernur Bengkulu, plt. Kepala Pusdatin Kemdikbudristek, Muhammad Hasan Chabibie, berdasarkan data statistik dari BPS bahwa kondisi demografis Indonesia yang saat ini didominasi hampir 53% dari generasi Y dan Z. Generasi yang melek teknologi dalam pendayagunaanya di segala bidang.
KIHAJAR TIK TALKS merupakan sarana yang tepat untuk berbagi praktik baik dalam memanfaatkan fungsi dari teknologi untuk pendidikan, sehingga kita dapat mempersiapkan dan membentuk karakter positif generasi peserta didik kita selanjutnya.
Ia menambahkan, bahwa tidak lama lagi Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas akan dimulai pada tahun ajaran baru pada zona dan sekolah yang telah memenuhi syarat, diharapkan situasi ini dapat memberikan adik-adik kita pengalaman belajar kembali dengan nyaman. Namun teknologi yang sudah hadir selama satu setengah tahun di masa pandemi pun telah banyak memberikan tambahan pengetahuan sehingga tetap dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
Pada kesempatan yang sama, Drs. Eri Yulian Hidayat, M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, menyatakan bahwa pentingnya membangun ekosistem pendidikan digital dalam rangka mewujudkan era industri 5.0.
“Dasar ekosistem pendidikan digital dibangun melalui kerjasama yang solid antar pemerintah, sekolah, keluarga, dan siswa yang berkesinambungan dalam menciptakan proses pembelajaran di sekolah. Dengan cara ini diharapkan dapat tercipta digitalisasi ekosistem pendidikan khususnya di Bengkulu dan umumnya di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu narasumber dari Websis for Edu, Reva, memberikan praktik baik proses belajar MBDR yaitu Materi-Belajar-Demonstrasi dan peRayaaan. Dalam penjelasannya, materi yang dibuat harus berjumlah cukup, menggugah dan memiliki instruksi yang jelas. Kemasannya pun dapat dibuat dalam bentuk video pembelajaran, e-post card maupun siniar.
Sementara pada elemen Belajar perlu diciptakan situasi mendengarkan, membaca, membuat, menciptakan dan refleksi. Pada elemen Demonstrasi perlu dilakukan diskusi dengan memanfaatkan media seperti papan brainstorming, siniar untuk mengimplementasikan ide. Terakhir di elemen peRayaan perlu adanya nilai umpan balik kepada siswa, guru dan masyarakat, berupa apresiasi baik itu penghargaan, ataupun surat yang dipublikasikan.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Danang Hidayatullah, S.H.I, M.M menyatakan bahwa guru dalam melakukan proses pembelajaran pada masa pandemi saat ini dalam kondisi terdesak (sense of urgency), seperti terdesak harus memiliki perangkat teknologi, kuota hingga metode pembelajaran baru.
Guru harus bisa beradaptasi dan menerima perubahan yang ada, sehingga pada proses akhir perubahan ini menjadi pengetahuan baru bagi guru dan dapat meninggalkan budaya lama yang tidak lagi sesuai. Salah satunya adaptasi yang harus dilakukan guru adalah dengan memanfaatkan akun pembelajaran belajar.id. IGI siap membantu pemerintah agar akun pembelajaran belajar.id dapat digunakan oleh seluruh guru di Indonesia.
Praktik baik dalam menciptakan ekosistem digital dalam pendidikan disampaikan oleh Dede Solihudin, Duta Rumah Belajar Provinsi Bengkulu 2020, dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan portal Rumah Belajar memiliki fitur utama seperti sumber belajar, laboratorium Maya, Bank Soal, Modul Digital dan kelas maya.
Dede Solihudin, berbagi alur dalam implementasi proses pembelajaran IPA di jenjang SMP menggunakan portal Rumah Belajar, yakni menetapkan Tujuan Pembelajaran, Analisis Materi, Analisis model pembelajaran yang akan dilakukan, optimalisasi sumber belajar yang ada di portal Rumah Belajar, Memanfaatkan fitur Laboratorium Maya dan semua dikelola dalam Learning Management System (LMS).
Acara KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Bengkulu dipandu oleh Fathanissa dan dimeriahkan oleh permainan daring yang dipandu oleh Karima Putri. Nantinya, peserta yang telah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan akan mendapatkan sertifikat digital.
Kegiatan KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Bengkulu dapat disaksikan melalui:
YouTube Televisi Edukasi https://www.youtube.com/watch?v=Lrm4pdrx7Yk
YouTube Rumah Belajar. https://www.youtube.com/watch?v=EGOPhTjyGCk
Radio Suara Edukasi https://suaraedukasi.kemdikbud.go.id
TIM KIHAJAR TIK TALKS