Ulasan Eksakta : Lebih Dekat dengan Program Guru Penggerak

0
3250

Pusdatin, Kemendikbud (24/3) – Pada dialog Eksakta yang diadakan pada Jumat ( 26/3) menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari:  Abdul Ghafur S.T., M.ed., Pokja Transformasi Kepemimpinan Direktorat GTK PAUD, Dr. Otib Satibi Hidayat, M.Pd. Dosen UNJ Program Pendidikan Dasar memiliki latar belakang Pendidikan PAUD (S2-S3 PAUD) sekaligus Penulis Modul PAUD UT,   Faria Masrikanah, S.Pd., guru  PAUD TK Muslimat NU  82, Nurul Fityan Pasuruan SRB Jatim dan Eka Sri Rahayu, S.Pd. M.M. Kepala KB TK An-Najjah Petukangan Jaksel. 

Abdul Ghafur mengawali dengan menyampaikan tujuan diadakannya Program  Guru Penggerak yang  merupakan program afirmasi Kemdikbud dengan leading sektor Direktorat GTK diperuntukkan  bukan hanya PAUD namun juga pendidikan dasar dan menengah (Dikdas dan Dikmen).  Sejak  diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim  sekitar Juli 2020, Program Guru Penggerak tercetus dari gagasan gagasan visi misi Indonesia Maju Bermartabat melalui  Profil Pelajar Pancasila. Untuk membentuk karakter unggul tersebut dibutuhkan peran guru yang signifikan. 

Guru memegang peran penting untuk mewujudkan semua itu. Untuk itu Kemendikbud mulai  mengidentifikasi masalah bagaimana caranya agar kualitas guru meningkat melalui program berbasis utama kolaborasi. Dimana guru terpilih bisa bekerjasama menggerakkan teman sejawat untuk sama-sama maju. Kolaborasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan bukan hanya dijalin pada sesama guru, namun juga kepada stakeholder terkait  seperti kepala sekolah, pengawas, orang tua (mewakili komunitas) untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang  luar biasa berkembang.

“Prinsipnya guru bukan hanya menggerakkan namun juga belajar dengan sesama rekan sejawat. Tentu saja dengan mengedepankan pembelajaran berpusat pada siswa. Pelatihan guru penggerak, dirancang berbeda dengan pelatihan guru sebelum-sebelumnya, dimana biasanya dalam setiap pelatihan guru, peserta yang dikirim itu-itu saja orangnya dan hasil pelatihan juga sulit diimplementasikan dalam pembelajaran sehari-hari, “ ujar Abdul Ghafur.

Untuk itu perlu dibuatkan semacam wadah atau komunitas kegiatan berkelanjutan berupa program sekolah penggerak dan program lainnya seperti organisasi penggerak yang berbasis komunitas pendidikan. Guru penggerak diharapkan akan menjadi pemimpin pembelajaran masa depan, sehingga guru penggerak akan diprioritaskan menjadi  kepala sekolah,  pengawas sekolah atau instruktur untuk guru lainnya. 

Program Guru Penggerak saat ini  tidak menitikberatkan pada jenjang pendidikan namun hanya memberikan kuota kepada kabupaten/kota yang ada untuk mengikutinya. Pemberian kuota pada kabupaten/kuota disesuaikan dengan jumlah pengajar. Praktik yang ada dengan rasio 1:5 (1 pengajar praktik mendampingi 5 guru penggerak). Hal ini juga mempertimbangkan jumlah  Kepala Sekolah yang akan pensiun. 

Menurut statistik partisipasi guru PAUD yang ikut seleksi  guru penggerak angkatan kedua dari jenjang PAUD/TK  hanya 187/5217 peserta. Angka partisipasinya masih kecil, hal ini juga yang menjadi pertanyaan oleh perwakilan guru PAUD. 

Ghafur menjelaskan, sulitnya seleksi dan persyaratan calon guru penggerak, dimana standarisasi mutu guru PAUD/TK belum setinggi guru Dikdas dan Dikmen sehingga guru PAUD/TK merasa kurang kompeten. Disamping itu, beratnya tugas sehari-hari guru bisa mempengaruhi motivasi guru PAUD/TK mengikuti kegiatan  guru penggerak. 

“Guru PAUD/TK kebanyakan masih bersifat pemalu, hanya sedikit yang mau tampil. Namun saya yakin, seiring berjalannya waktu mengingat program guru penggerak digulirkan sampai dengan tahun 2024 akan semakin banyak guru PAUD/TK yang mau mendaftarkan diri pada program guru penggerak,” kata Ghafur.

Diharapkan setiap kabupaten kota yang menjadi target sasaran pada suatu angkatan, ada guru PAUD/TK yang ikut dalam seleksinya. Narasumber kedua Otib Satibi menyampaikan pandangannya tentang filosofi program guru penggerak sebenarnya bisa dikatakan merupakan benchmark (patokan) pendidikan di seluruh dunia. Apalagi Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi tentunya memiliki ragam kualitas guru yang berbeda-beda. Melalui Program Guru Penggerak, sepertinya Mendikbud  Nadiem Makarim ingin  melakukan standarisasi guru di Indonesia dengan pendekatan kolaboratif sehingga minimal bisa dicapai mutu guru berada diatas rata-rata baik.  Guru sebagai aktor utama percepatan standarisasi mutu pendidik harus diperhatikan peningkatan kualitasnya. Untuk itulah diperlukan sebuah program pelatihan guru yang tepat seperti konsep yang ditawarkan oleh Guru Penggerak. 

Untuk mensejajarkan mutu pendidikan kita dengan pendidikan di luar negeri memang harus melibatkan semua sektor, mulai dari guru, sekolah, orangtua dan komunitas pendidikan lainnya termasuk didalamnya perguruan tinggi. Mengenai rekomendasi model pembelajaran khususnya di masa pandemi, menurut Otib Satibi hal tersebut masih menjadi keluhan di kalangan pendidik. Sebagai contoh dari hasil diskusinya dengan para kepala sekolah di sebuah yayasan yang beliau menjadi konsultannya, ditemukan kesulitan guru menyajikan model pembelajaran di era pandemi. Oleh karenanya, dia menyarankan agar ada tim khusus yang dibentuk untuk memikirkan pengembangan sekolah yang dari waktu-ke waktu dan tidak merangkap tugas mengajar sehingga kreatifitas akan bisa diciptakan di dalam tim tersebut. 

“Program Guru Penggerak sangat pas untuk menjawab tantangan mengajar hari ini yang berbeda, dimana siswa yang diajarkan adalah generasi milenial atau post milenial. Jadi tepat sekali arah yang mau dituju Mas Menteri Nadiem Makarim,” jelas Otib Satibi. 

Selain itu diperlukan  silabus pelatihan yang  kekinian sesuai dengan tuntutan  abad 21, dengan model kolaboratif, high order thinking skill (HOTS). Ia yakin bila langkah-langkah tadi disupport penuh semua program Kemdikbud yang menjadi terobosan hari ini Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan Merdeka Belajar bisa mencapai sasaran dalam 5 tahun.

Untuk mendengarkan kembal Eksata episode 26 Maret 2021 dapat diklik link Http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id   Tetap saksikan Eksakta setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at pukul 14.00-16.00 WIB di Radio Suara Edukasi, pada hari ini Senin (29/3), Eksakta mengupas tema Guru Berbagi: Praktik Baik Pembelajaran SD  dipandu Mbak Wira dan diprodusei oleh Mbak Mira Maulia.

 

streaming:
✅Http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id
✅IG: @suara.edukasi
✅ Aplikasi di playstore/AppStore: TV Edukasi
✅ Aplikasi spotify: Suara Edukasi Podcast
https://s.id/suaraedukasipodcast

Bagi Sahabat Edukasi yang ingin bertanya atau memberi tanggapan, silakan melalui WhatsApp:
0811 913 1440
atau beri komentar di IG @suara.edukasi
Suara Edukasi
Akrab dan Mencerdaskan

Tim Artikel Pusdatin Kemendikbud : Mgs. Fisika Fikri, Maria Triyani, dan Renny Pebriyanti

Pewarta : Wira (Penyiar Program Eksakta)