Sebagai wujud kepedulian terhadap berlangsungnya pembelajaran anak-anak korban gempa Lombok, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud, hadir untuk memberikan bantuan pada tanggal 16-18 Agustus 2018 lalu. Bantuan diberikan ke dua sekolah di Kabupaten Lombok Utara, yaitu SDN 2 Pemenang Barat dan SMPN 1 Tanjung. Bantuan TIK ini diterima oleh Kepala Sekolah SDN 2 Pemenang Barat Sri Wahyuni dan Plh. Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjung Murwoko.
Pustekkom memberikan bantuan berupa seperangkat alat TIK yang terdiri dari satu buah televisi dan satu buah laptop untuk masing-masing sekolah. Laptop tersebut sudah ditanam konten-konten dari Rumah Belajar yang bisa diakses secara offline. Selain itu, ada pun hardisk 1TB yang diberikan berisikan tayangan program TV Edukasi, agar lebih mudah dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di tempat pengungsian.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara, Fauzan, menyatakan kegembiraan dan rasa terimakasihnya atas bantuan tersebut.
“Saya sangat berterimakasih kepada Pustekkom atas bantuan TV, laptop, dan program pembelajaran bagi 2 sekolah kami di Lombok Utara. Bantuan langsung digunakan dan berdampak positif terutama di pengungsian, karena para siswa mendapatkan visualisasi dari materi-materi pembelajaran yang biasanya cuma dapat didikusikan dan didengar dari guru,” ungkapnya.
Saat dilakukan simulasi pembelajaran dengan perangkat TIK tersebut, para siswa terlihat antusias dan senang. Pembelajaran di tempat pengungsian menjadi lebih bervariasi. Para siswa tidak sekedar mendengar dengan metode ceramah guru saja, tapi bisa belajar dengan menonton TV Edukasi dan mencari sumber belajar dari Rumah Belajar.
“Kami berharap ada program-program trauma healing bagi anak-anak agar kembali ceria. Kami juga berharap bantuan seperti ini bisa diperbanyak untuk sekolah-sekolah lain. Agar kegembiraan juga dirasakan oleh anak-anak lainnya, karena saat ini kami memiliki sekitar 35.000 anak-anak di pengungsian,” ujar Fauzan yang berharap bantuan semacam ini bisa diberikan kepada sekolah korban gempa Lombok lainnya.
Proses pembelajaran di pengungsian dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama murid TK-SD mulai pagi hingga siang sedangkan gelombang kedua jenjang SMP- SMA mulai siang atau menjelang sore hingga menjelang malam. (Ajeng Dika Fortuningtyas/Hendri Puspa Martasari)