Kemendikbud Paparkan Program Belajar dari Rumah pada 2nd Seminar on Building Resilience in India’s Public Education System

0
1285

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menawarkan solusi pembelajaran di tengah menghadapi pandemik COVID-19 dalam kegiatan 2nd Seminar on Building Resilience in India’s Public Education System  yang diadakan oleh Asia Policy Forum Senior Associate-Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan World Bank India yang diadakan secara daring melalui fasilitas video conference (vicon) pada Rabu, 12 Mei 2020. India, negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia ini, juga ikut terdampak akibat bencana global ini termasuk di sistem pendidikan.

Tak hanya Indonesia, ajang ini juga dihadiri pembicara dari Korea Selatan, Hong Kong SAR, Singapura, dan Malaysia.  Dengan paparan yang berjudul “TV-Based Learning to Close the Gap of Connectivity”, Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapusdatin), M. Hasan Chabibie, dalam hal ini mewakili Kemendikbud, menyampaikan strategi pembelajaran Indonesia yang memanfaatkan media televisi untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur, terutama konektivitas jaringan internet.

Kondisi infrastruktur internet yang berbeda pada tiap wilayah inilah menjadi alasan program Belajar dari Rumah dengan menggandeng stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) sejak 13 April 2020. Program ini juga mendukung adanya Program Merdeka Belajar yang digadang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, agar tersedianya akses sumber belajar yang mudah untuk didapatkan.

Program Belajar dari Rumah melalui TVRI menjadi solusi pembelajaran di masa Pandemi COVID-19 untuk wilayah yang tidak terjangkau koneksi internet

Program ini dinilai cukup berhasil mendukung program Belajar dari Rumah.Berdasarkan survey yang dilakukan kepada guru, murid, dan orang tua dari kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), sebanyak 99% menyatakan telah mengetahui program ini.  Terkait frekuensi menonton, setidaknya dalam seminggu, guru menyaksikan 4,1 kali, siswa 4,6 kali, dan orang tua 5,2 kali. Sejak penayangannya, Program Belajar dari Rumah disejajarkan dengan program-program unggulan dari televisi nasional lainnya. Tak hanya itu, adanya siaran pendidikan Belajar dari Rumah juga mendorong Kemendikbud maupun TVRI untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas program, baik dari sisi durasi penyajian dan penambahan program-program vokasi, pendidikan keluarga, dan kebudayaan.

Peserta seminar yang dihadiri dari berbagai negara Asia. Bapak Hasan Chabibie berkesempatan memberikan paparan mewakili Kemendikbud RI

Sementara di sisi teknologi, TVRI dituntut untuk memperkuat jaringannya terutama di daerah 3T. Solusi Pembelajaran melalui Televisi dinilai sangat cocok untuk diadopsi negara-negara lainnya terutama yang memiliki keterbatasan infrastruktur jaringan internet seperti di Indonesia. Usaha-usaha dalam menjamin keberlangsungan pendidikan dan kebudayaan juga dilakukan dalam bentuk kerja sama seperti dengan pihak penyedia jasa komunikasi agar dapat membantu guru, murid, dan orang tua dalam mengakses sumber belajar. (M. Fisika Fikri/Hendri Puspa Martasari)