Jakarta, (31/8) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka pendaftaran bagi para akademisi, praktisi, maupun pengambil kebijakan dari seluruh dunia untuk berkontribusi dalam International Symposium on Open, Distance, and e-Learning (ISODEL) 2021. Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung pada 1 s.d. 3 Desember 2021.
Pelaksana tugas (Plt.) Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kemendikbudristek, Hasan Chabibie, mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak satu setengah tahun silam, telah mengubah pola pikir, praktik, sekaligus memperkaya proses pembelajaran yang dilakukan di dunia. Hasan menyebut, pemanfaatan teknologi informasi untuk kalangan dunia pendidikan, kebudayaan, dan teknologi, melonjak drastis.
“Banyak sekali rekam jejak pemanfaatan teknologi informasi yang di-capture dan itu akhirnya menjadi sebuah penelitian ilmiah yang memperkaya khazanah pembelajaran kita,” kata Hasan saat prapeluncuran ISODEL 2021 secara daring, Selasa (31/8).
Selama satu setengah tahun ini pula, lanjut Hasan, tingkat penguasaan teknologi masuk ke semua sektor. Dengan demikian, tentu semakin banyak yang bisa dipotret dan disajikan dalam bentuk ilmiah, baik jurnal, paper, atau diskusi yang akan disampaikan dalam simposium ini.
“Inilah yang menjadi salah satu latar belakang kami pada saat menyelenggarakan ISODEL tahun 2021. Makanya kita mengambil tema di ISODEL ini terkait dengan peran teknologi pendidikan dalam era normal baru, saat ini dan masa yang akan datang,” tutur Hasan.
Hasan berharap, dengan terkumpulnya berbagai inovasi, ide-ide segar, dan pemikiran yang muncul dalam ISODEL 2021 dapat menjadi poin rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk menyusun kebijakan bagaimana teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung proses pendidikan, kebudayaan, dan teknologi.
Hasan juga menyebut beberapa isu yang nanti akan hadir di ISODEL 2021 tak lepas dari semangat merdeka belajar yang digaungkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Sektor-sektor yang terkait, kata dia, seperti digitalisasi sekolah, transformasi digital, hingga bagaimana menyikapi situasi pendidikan vokasi. “Mulai dari menemukan link and match, supply and demand terkait dengan teknologi informasi dan pendidikan, dan kemudian budaya yang kemudian berubah seiring dengan meresapnya banyak sekali faktor teknologi dalam unsur kehidupan,” katanya.
Dalam acara prapeluncuran acara ISODEL 2021 ini, dukungan datang dari berbagai pihak, seperti dari National Program Officer for Education UNESCO Office Jakarta, Zakki Gunawan, menyambut baik penyelenggaraan ISODEL 2021. Ia berharap, melalui kegiatan ini, seluruh pemangku kepentingan khususnya di bidang pendidikan, dapat bertukar ilmu pengetahuan serta praktik-praktik baik kebijakan pendidikan yang inklusif.
Zakki mengatakan, UNESCO sebagai organisasi perserikatan bangsa-bangsa mendapatkan mandat dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. “UNESCO berkomitmen untuk mendukung semua aktivitas pendidikan, termasuk di dalamnya penyelenggaraan ISODEL 2021,” ucapnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Seoul, Gogot Suharwoto, juga menyampaikan dukungannya pada ISODEL 2021. Ia menyebut, ada dua hal penting yang didorong dan digarisbawahi. Pertama, mendorong teknologi mampu memberikan jawaban terhadap tantangan di era pandemik, dan kedua, teknologi mampu memberikan jawaban sekaligus menutup kesenjangan yang disebut learning loss. “Dengan ISODEL 2021, saya yakin ide-ide dan solusi-solusi yang ditawarkan bisa diangkat di level nasional, bahkan internasional,” kata Gogot.
Komisi Pendidikan dan kaderisasi MUI, Wahfiudin Sakam, mengemukakan tiga hal yang dihadapi dalam perubahan disruptif saat ini. Ketiga hal tersebut, kata dia, meliputi perubahan yang disebabkan oleh teknologi informasi, pandemi, dan generasi milenial. Dengan perubahan tersebut, Wahfiudin menekankan pentingnya pendidikan formal dan nonformal, terutama majelis taklim.
“Andaikata para ustad, pendidik di majelis taklim diberi kemampuan distance learning, maka mereka akan lebih aktif dan merekatkan persatuan bangsa,” tuturnya.
Wahfiudin berpesan, dalam penyelenggaraan ISODEL 2021 komunitas majelis taklim dapat dilibatkan, karena jangkauannya cukup luas.
Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat, menyambut baik penyelenggaraan ISODEL 2021. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan dari para peneliti, akademisi, dan praktisi dari seluruh penjuru dunia dalam menyelesaikan masalah pendidikan global. Sebagai pelopor pendidikan jarak jauh, kata Ojat, UT senantiasa berbenah diri untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.”Tahun ini, di usia ke 37, UT berniat membangun manusia unggul dengan digital learning,” tuturnya.
Dukungan juga datang dari Chairman of Indonesia Education Cyber Institute, Paulina Pannen, yang menyambut baik ISODEL 2021. Ia berharap, ISODEL 2021 dapat menjadi wadah bagi akademisi dan praktisi dalam bertukar ilmu untuk menyelesaikan masalah global. Paulina menyebut, saat ini institusi yang dipimpinnya memiliki mitra dan asosiasi dari dalam dan luar negeri, dengan 150 mata kuliah yang bisa diambil secara gratis. “Selain itu ICE juga aktif melakukan penelitan secara daring. Ke depan ICE membuka kesempatan kepada semua pihak untuk berbagi,” pungkasnya.
ISODEL 2021 mengangkat tema “Peran Teknologi Pendidikan dalam Era Normal Baru: Saat Ini dan Akan Datang (Education Technology in the new normal: now and beyond)”. Simposium internasional ini akan menampilkan berbagai topik, antara lain Isu dan Perkembangan Teknologi: Industry 4.0; Transformasi Pendidikan Digital; Pembangunan Karakter; Pendidikan Vokasi 4.0; dan TIK dalam Melestarikan Budaya. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim akan hadir secara daring sebagai pembicara kunci (keynote speaker). ISODEL 2021 juga menampilkan berbagai pembicara dan pakar bidang TIK dan pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri.