Implementasi Merdeka Belajar melalui Inovasi Sekolah Digital untuk Penguatan Kecakapan Abad 21

0
6421

Jakarta, (1/9) – Provinsi Jawa Tengah menjadi penyelenggara TIK Talks selanjutnya setelah Riau. Dalam penyelenggaraannya, Jawa Tengah berhasil meraih jumlah peserta terbanyak yaitu hingga 3.250 peserta yang mendaftar. Peserta ini terdiri dari kalangan guru dan tenaga kependidikan di Jawa Tengah dan juga di seluruh Indonesia.

KIHAJAR TIK Talks Jawa Tengah merupakan satu bagian dari gelaran besar Kihajar 2021 berupa seminar daring (online) dengan menampilkan beberapa narasumber ahli dan praktisi IT untuk Pendidikan, yaitu Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Sesjen Kemdikbudristek, plt. Kepala Pusdatin Kemendikbudristek, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan, Google Certified Coach, Trainer, Innovator Refo Indonesia, Kepala Sekolah SMA 2 Purwokerto, serta Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Tengah 2019.

Ir. Suharti , M.A., Ph.D. selaku Sesjen Kemdikbudristek, membuka acara TIK Talks Jawa Tengah ini dengan pemaparan tujuan kegiatan TIK Talks yang selaras dengan tema yang diusung oleh Bapak Menteri Nadiem Makarim yaitu Merdeka Belajar. Beliau mempersilakan para peserta dalam kegiatan TIK Talks Jawa Tengah ini untuk dapat memberikan masukan juga kepada tim Pusdatin Kemendikbudristek untuk dapat membangun berbagai platform digital yang lebih baik lagi ke depannya.

r. Suharti , M.A., Ph.D., selaku Sesjen Kemdikbudristek

Acara dilanjutkan oleh pemaparan materi dari Kepala BPTK Dikbud Dindikbud Provinsi Jawa Tengah, Bapak DR. Siswanto, M.Pd mengenai “Pentingnya Kompetensi TIK untuk Pembelajaran Berkualitas dan Sekolah Digital Jawa Tengah”. Beliau menyampaikan bahwa dalam menyikapi keterbatasan referensi terkait PJJ di Jawa Tengah, Dindikbud Jateng membuat program Sekolah Digital (SEKODI) Jawa Tengah dan Bimbingan Teknis Online dan Pendampingan (BOLPEN).

Untuk program SEKODI terdapat 3 tahapan, yaitu Penunjukan Model Sekolah, Tahap Persiapan dan Implementasi yang di dalamnya terdapat pelaksanaan program BOLPEN. Program BOLPEN ini rencananya akan difasilitasi dengan Sistem Informasi Pembelajaran dan Manajemen sekolah terpadu (SMS dan LMS). Bapak Siswanto berharap kedua program tersebut dapat membantu tenaga pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran tetap inovasi, kreatif dan menyenangkan selama masa pandemi ini.

Kepala BPTK Dikbud Dindikbud Provinsi Jawa Tengah, Bapak DR. Siswanto, M.Pd sedang memaparkan materi

Dalam kesempatan yang sama, Gogot Suharwoto, Ph.D. selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan menyampaikan bagaimana memilih model pembelajaran yang inovatif dalam mewujudkan sekolah digital. Langkah pertama dalam menciptakan inovasi adalah mengenali dan mengidentifikasi masalah, pada hal ini adalah pelaksaaan PJJ di masa pandemi. Kemudian masalah tersebut dicermati untuk mendapatkan jalan keluar, yang nantinya jalan keluar tersebut harus diukur dan dikelola secara konsisten.

Beliau juga memaparkan proses Technological Pedadogical Content Knowledege (TPACK). TPACK ini pernah ditulis oleh beliau dalam sebuah paper dalam bahasa Korea yang membahas terkait Proses Pembentukan TPACK guru matematika. Selanjutnya, beliau menyampaikan bahwa guru adalah kunci. Dimana pun kita berada, kuncinya adalah bagaimana guru dapat memanfaatkan teknologi dengan inovatif.

Metode TYPACK disampaikan Bapak Gogot Suharwoto

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Ganjar Pranowo, Gubernur Provinsi Jawa Tengah. Bapak Gubernur menyapa seluruh peserta dengan menyampaikan kebahagiaannya melihat kondisi Jawa Tengah yang sudah tidak sulit lagi dalam menggunakan teknologi informasi. Dalam kesempatan tersebut beliau juga memaparkan secara singkat bagaimana peluang dan tantangan bidang Pendidikan dalam era revolusi industri.

Pak Ganjar menambahkan bahwa kita akan membutuhkan keahlian tinggi dan spesifik di masa depan, maka tenaga pendidik perlu memahami anak-anak tidak perlu paham semua mata pelajaran di sekolah, tetapi jika ada yang memiliki talenta tertentu silahkan tenaga pendidik arahkan anak didiknya kesana. Selanjutnya dalam menyikapi rendahnya minat baca di Indonesia, Jawa Tengah membuat sebuah aplikasi digital library yaitu I-JATENG yang memungkinkan para penggunanya membaca dan meminjam buku melalui Gadget.

Selanjutnya pemerintah juga mendengar banyak keluhan terkait pembelian seragam yang cukup mahal, maka dari itu pihak pemerintah Jawa Tengah mengijinkan para siswa untuk menunda membeli serta menggunakan seragam selama PJJ berlangsung. Tidak hanya itu, pemerintah Jawa Tengah juga melarang adanya pungutan dalam bentuk apapun oleh pihak mana pun serta menyarankan e-book sebagai pengganti buku LKS agar pembelajaran lebih mudah dan efektif. Pak Ganjar menyimpulkan bahwa penting untuk melakukan Pendidikan dengan TIK ini namun kontennya harus bagus dan membangun karakter adalah tantangannya.

 

Plt. Kapusdatin, Dr. M Hasan Chabibie bersama Bapak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

Selanjutnya, Steven Sutantro selaku Google Certified Coach, Trainer, Innovator Refo Indonesia menyampaikan bagaimana cara mewujudkan merdeka belajar melalui akun-akun pembelajaran yang sudah ada. Beliau menjelaskan bagaimana cara mengakses dan aktivasi beberapa akun pembelajaran seperti Google Drive, Google Meet, Google Clasroom, Google Sites, dsb.

Di akhir pemaparannya, ia menyampaikan sebuah kesimpulan yang tidak jauh berbeda dengan Pak Gogot sebelumnya, bahwa teknologi tidak akan menggantikan guru hebat tetapi teknologi di tangan guru yang hebat akan menjadi transformasional. Maka ia mengajak seluruh tenaga pendidik untuk belajar dan berkemban bersama agar dapat terus menginspirasi guru dan siswa untuk merdeka belajar dengan akun pembelajaran.

Kemudian, yang berkesempatan menyampaikan materi selanjutnya adalah Bapak Drs. Tjaraka Tjunduk Karsadi, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA 2 Purwokerto. Beliau menyampaikan beberapa bentuk komitmen SMA 2 Purwokerto menuju sekolah digital. PJJ yang dilakukan disana selama masa pandemi memanfaatkan perpaduan antara Google Meet, LMS dan WhatsApp Group Kelas.

Kemudian beliau menyampaikan juga bahwa diperlukan sinergi segenap pihak dalam membangun digitalisasi layanan sekolah serta dukungan pemerintah yang luas dan luwes. Menjadi sekolah digital bukanlah proses yang mudah, namun dengan usaha bersama dan kemauan maka optimis hal tersebut dapat terwujud, tambah Pak Tjaraka.

Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Tengah yaitu Kelik Yan Pradana, S.Pd melanjutkan acara dengan memaparkan inovasi pembelajaran digital untuk generasi masa kini. Menurutnya, generasi saat ini terkadang mengalami naik turunnya motivasi dalam belajar. Dalam menghadapinya para tenaga pendidik harus tepat menentukan digitalisasi pembelajaran. Digitalisasi ini dipegang kendalinya oleh para tenaga pendidik.

Terdapat 3 hal yang harus dikemas dalam inovasi pembelajaran digital, yaitu Esensial Estetika (keindahan) dan Petualangan. Dimana jika ketiga bagian tersebut sudah digabungkan maka akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.Maka kuncinya adalah kenali dunia mereka, kemudian ajak mereka berpetualang dalam hal yang telah kita persiapkan, tentunya cara ini dapat membuka pintu untuk kesuksesan para siswa dan siswi.

Tiga narasumber dan moderator berpose bersama Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Tengah yaitu Kelik Yan Pradana, S.Pd (Atas Kiri), Steven Sutantro selaku Google Certified Coach, Trainer, Innovator Refo Indonesia (Atas Kanan), Drs. Tjaraka Tjunduk Karsadi, M.Pd., Kepala Sekolah SMA 2 Purwokerto (Bawah Kiri)

Acara KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Jawa Tengah dipandu oleh Fathanissa dan dimeriahkan oleh permainan daring yang dipandu oleh Karima Putri. Selanjutnya, peserta yang telah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan akan mendapatkan sertifikat digital.

Kihajar TIK Talks Jawa Tengah disiarkan melalui:

YouTube Televisi Edukasi https://www.youtube.com/watch?v=PkLUlgox1dU

Radio Suara Edukasi http://suaraedukasi.kemdikbud.go.id/