Membuat aplikasi yang dikenal dengan istilah coding menjadi salah satu kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja baru era Revolusi Industri 4.0 ini. Hal ini dikarenakan dengan semakin maraknya kebutuhan aplikasi di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, diperlukan SDM yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga terdapat aplikasi yang merupakan karya anak bangsa.
Untuk itulah, Pustekkom Kemendikbud menjadikan Lomba Educodingsiber menjadi salah satu lomba yang diadakan dalam rangkaian kegiatan Anugerah Kihajar 2019. Lomba ini diharapkan menjadi salah satu langkah untuk membuka kesadaran di kalangan siswa dan guru pentingnya menguasai kompetensi coding sekaligus melatih berpikir kritis dan kreatif untuk menjawab segala tantangan yang dibutuhkan di era dunia digital saat ini.
“Melalui Lomba Coding Edusiber 2019 ini diharapkan para guru dan siswa terpacu untuk mendalami kemampuan mereka secara critical thinking dan problem solving yang diwujudkan melalui kreatifitas membuat aplikasi, serta mempersiapkan para guru dan siswa untuk terjun ke dunia industri 4.0,” ujar Gogot Suharwoto selaku Kapustekkom Kemendikbud.
Lomba yang mengangkat tema Keamanan Siber ini diikuti sebanyak 116 peserta yang terdiri dari 64 orang guru dan 52 siswa se-Indonesia. Kegiatan ini juga diharapkan dapat melatih para siswa dan guru akan pentingnya menganalisis sebuah kondisi sebelum membuat aplikasi yang dapat memecahkan permasalahan yang ada.
Pada ajang final yang digelar di Jakarta, pada Rabu (13/11) yang lalu sebanyak 17 orang guru dan 13 siswa mengikuti penilaian final di hadapan dewan juri. Para peserta final merupakan peserta perwakilan 12 regional provinsi ditambah masing-masing 5 peserta dari seleksi proposal 22 provinsi.
Dihadapan Dewan Juri peserta sangat antusias seperti yang memperlihatkan hasil karyanya. Seperti yang dilakukan Rafli Iskandar Kavavera siswa SMKN 1 Tanggerang yang memamerkan aplikasi Antivirus yang dibuat melalui md5 keluar sebagai juara ketiga. Sementara Muhammad Riki Andika menjadi juara kedua dengan aplikasi SchoolHub. Adapun muncul sebagai juara pertama adalah Vincentius Ludwig Putra W siswa SMK Berprestasi Prima Jakarta Timur dengan aplikasi yang diberi nama Aplikasi Nusa Bangsa.
Dikalangan guru,Nurzaman yang berasal dari SMAN 22 Jakarta meraih juara ketiga dengan aplikasi Blockin Program. Pada urutan kedua muncul nama Wen Denny Pramana P guru SMAN 1 Tanjung Pinang dengan aplikasi Edutainment Circle. Keluar sebagai juara pertama guru yang berasal dari SMAN 1 Yogyakarta dengan aplikasi Sistem Manajemen Sekolah Digital, Sopian Setiawan.
Lomba Educodingsiber juga diharapkan dapat membentuk kemampuan berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi atau dikenal dengan sebutan 4C-critical thinking, creativity, communication, and collaborative di kalangan guru dan siswa. Pada tahun yang akan datang Edusibercoding juga akan menambah kategori perlombaan sehingga makin banyaknya bibit baru yang menghasilkan karya aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk menjadikan proses lebih efektif dan efisien.
Penulis: Mgs. Fisika Fikri
