Oleh : Eni Susilawati, M.Pd
(PTP Ahli Muda Pusdatin Kemendikbudristek)
Pengaruh kemajuan TIK yang baru masuk ke Pustekkom (sebelum menjadi Pusdatin-red) di akhir tahun 90-an dan terus menanjak naik, sehingga mempengaruhi unjuk kerja pengelolaannya sampai tahun 2009. Pustekkom telah mengalami evolusi pendayagunaan TIK dalam pembelajaran sejak berdirinya di tahun 1979. Trend perkembangan pendayagunan dan penerapan TIK dapat digambarkan sebagai satu garis linier yang nyaris tegak lurus. Pada bidang teknologi komputer dan jaringan, Pustekkom juga berusaha mengembangkan model pemanfaataannya untuk pendidikan. Pemanfaatan teknologi internet untuk pembelajaran (e-Learning) diawali dengan pembangunan situs e-dukasi.net.
EdukasiNet merupakan program jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1) wahana komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagi informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan, EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja melalui url: www.e-dukasi.net.
Pengembangan EdukasiNet didahului dengan beberapa proses kajian ilmiah sejak tahun 2002. Diantaranya bulan Juni tahun 2002, dukungan pengembangan EdukasiNet dari lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi Risti PT. Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang teknologi informasi.
Portal e-dukasi.net secara resmi diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 2003 oleh Mendikbud bersama Menkominfo di Jakarta. Sampai tanggal 28 Desember 2005, telah tercatat sebanyak 500.000 orang yang telah mengunjungi EdukasiNet, serta tercatat 4.282 anggota aktif pengguna EdukasiNet.
Sebagai portal yang dinamis, pada saat itu EdukasiNet terus mengalami perbaikan sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Hasil pengembangan EdukasiNet menghasilkan fitur-fitur e-dukasi.net, sebagai berikut:
Manfaat EdukasiNet, diantaranya sebagai Sumber Bahan Belajar bagi guru dan siswa. Sebagai contoh, guru dan siswa dapat memperoleh berbagai bahan belajar berupa materi semua mata pelajaran jenjang SD, SMP dan SMA,modul dan pengetahuan populer. Siswa dapat memanfaatkan konten bank soal untuk menguji kompetensi mata pelajaran yang telah dipelajarinya secara online.
Manfaat lainnya yaitu sebagai sarana kolaborasi dan komunikasi lintas sekolah. Sebagai contoh, guru dapat saling berbagi ide, pengalaman, ilmu dan karya tulis maupun berita pendidikan ke guru lain dengan cara mengirimkan karyanya ke administrator Edukasinet untuk diunggah. Guru dapat berkomunikasi dengan guru di sekolah lainnya di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum guru di Edukasinet.
Sejalan dengan peningkatan infrastruktur TIK dan pemberlakuan Permendikbud No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK Kemendikbud, maka seluruh portal dan website di bawah Kemendikbud harus berada pada Data Center Kemdikbud dan menggunakan nama domain kemdikbud.go.id. Kebijakan ini didukung pula oleh saran dari Balitbang Dikbud agar Kemendikbud memiliki portal resmi pembelajaran.
Saat itu, dari sekian banyak portal pembelajaran yang telah ada pada unit-unit pusat di Kemendikbud, portal e-dukasi.net merupakan salah satu yang paling siap dengan konten dan layanannya. Berdasarkan kondisi seperti itu, maka Pustekkom mengajukan nama portal “Rumah Belajar” sebagai ganti nama e-dukasi.net, dengan alamat; belajar.kemdikbud.go.id. Seluruh sistem (mesin) aplikasi dan konten e-duksi.net mulai saat itu menjadi Rumah Belajar.
Portal Rumah Belajar kemudian diluncurkan tanggal 15 Juli 2011, menjadi portal pembelajaran resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan alamat situs web http://belajar.kemdikbud.go.id. Sejak peluncuran pertamanya, Rumah Belajar telah mengalami banyak perkembangan. Dari sebuah Sumber Belajar bertransformasi menjadi sebuah portal pembelajaran atau learning management system (LMS) yang terintegrasi, menjadi sebuah one stop service yang dapat diakses selama 7 hari 24 jam bagi stakeholder pendidikan. Perkembangan Rumah Belajar sejak tahun 2011 sebagai berikut :
Selama 10 tahun terakhir, Rumah Belajar telah mengalami pengembangan sebanyak 5 kali. Dua pengembangan terakhir yaitu tahun 2018, dipimpin oleh Bapak Gogot Suharwoto, Ph.D (selaku Kapustekkom Tahun 2018) meluncurkan Rumah Belajar berbasis Android dan Kelas Maya (versi Jejak Bali dan Jejak Dunia). Dari sisi kebijakan, tahun 2018 telah terbit surat edaran dari Mendikbud dan Menkeu terkait dukungan pemanfaatan Rumah Belajar, yaitu Surat Menkeu No. S-644/MK.02/2018 tentang Pemanfaatan IT Dalam Proses IT dalam Proses Pembelajaran dan Pelatihan Kemendikbud dan Surat edaran Mendikbud Nomor 9 dan 10 Tahun 2018 tentang pemanfaatan Rumah Belajar (yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi, kota dan kabupaten di seluruh wilayah Indonesia).
Tahun 2020, dipimpin oleh Dr. Hasan Chabibie, M.Si (selaku Plt Kapusdatin Tahun 2020) meluncurkan hasil pengembangan Rumah Belajar terbaru berupa fitur Edugame dan Rumah Belajar berbasis IOS. Dari sisi kebijakan, tahun 2020 pemanfaatan rumah Belajar didukung oleh kebijakan Mendikbud berupa surat edaran No. 36962/MPK.A/HK/2020 dan program pemberian kuota gratis bagi para siswa serta guru yang dapat digunakan untuk mengakses Rumah Belajar.
Pengguna Rumah Belajar terus bertambah terlebih pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020, dari data LAKIP Pusdatin Kemendikbud tahun 2020, jumlah pengguna Rumah Belajar di akhir tahun 2020 sebagai berikut:
Dari data diatas terlihat bahwa antusiasme pengguna Rumah Belajar meningkat drastis terutama setelah adanya dengan kebijakan BDR (Belajar dari Rumah) selama masa pandemi covid 19, pada akhir 2020 total pengguna baru sebanyak 17.021.144 pengguna. Antusiasme pemanfaatan Rumah Belajar dalam pembelajaran bagi siswa dan guru juga tinggi terlihat dari data jumlah siswa pengguna Rumah Belajar sebanyak 666.708 siswa, 273.509 guru dan 117.348 sekolah.
Dengan jargon: Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, portal Rumah Belajar sangat mudah diakses dan gratis . Begitu di-klik laman webnya, maka langsung muncul halaman utama dengan berbagai menu pilihan fitur. Pada fitur Sumber Belajar misalnya, di situ tersedia materi belajar berbagai jenjang pendidikan: dari PAUD, SD hingga SMA/SMK.
Idealnya pemanfaatan portal Rumah Belajar ini memang menggunakan internet, namun bukan hal yang sulit bagi guru jika ingin memanfaatkannya di kelas ketika tidak ada jaringan internet. Bagi pendidik di daerah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal) maupun di wilayah kepulauan, ketiadaan sambungan internet bukan menjadi kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan materi yang diambil dari Rumah Belajar.
Caranya, pendidik mengunduh materi terlebih dahulu melalui gawai yang berkoneksi internet. Lalu, hasil unduhan tersebut disimpan dalam alat penyimpan data, seperti flashdisk/USB, eksternal hardisk atau compact disc (CD). Dalam kelas, materi tersebut ditayangkan dengan proyektor LCD secara luring (offline). Dengan cara demikian itu, kelas yang tidak terakses internet pun dapat memanfaatkan konten Rumah Belajar . Atau dengan cara menggunakan aplikasi Rumah Belajar offline yang disediakan oleh Pusdatin Kemendikbud.
Rumah Belajar memiliki banyak manfaat, bukan hanya memudahkan pembelajaran di kelas, namun juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Peserta didik lebih bersemangat menjalankan tugas yang diberikan pendidik, sedangkan pendidik lebih mudah mendapatkan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk media pembelajaran digital. Belajar menjadi lebih menyenangkan, lebih merdeka dilaksanakan dimana saja,kapan saja, dengan siapa saja.
Sesuai dengan pengalaman Dian susanti,seorang pendidik di SMPN 8 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang memanfaatkan Sumber Belajar sebagai bahan pengayaan materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Dia menambahkan, Rumah Belajar sangat membantu pendidik dalam mencari materi pembelajaran.
Praktik baik lainnya yang dilakukan oleh salah satu pendidik di SMP Negeri 02 Pagar Jati, Provinsi Bengkulu ibu Sesi Arlinda, menyatakan bahwa dampak dari pemanfaatan Rumah Belajar sebagai media pembelajaran di sekolahnya diantaranya ada peningkatan minat, motivasi, dan kemandirian peserta didik dalam belajar. Rumah Belajar membantu guru dalam menerapkan konsep merdeka belajar saat ini. Dimana dengan pemanfaatan Rumah Belajar , pendidik dapat memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan memberi peluang dengan aneka sumber belajar yang tersedia di Rumah Belajar .
Pengalaman lainnya dari Restyn Yusuf, seorang pendidik di SMAS YPK Urfu Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua, memanfaatkan konten sumber belajar dan konten Buku Sekolah Elektronik yang terlebih dahulu diunduh sesuai topik yang dibutuhkan, kemudian dicetak dan dibagikan ke siswa untuk dipelajari. Restyn menyatakan karena kendala internet dan ketersediaan smartphone dan komputer siswa-siswanya yang berdomisili di pedalaman Papua, maka strategi pemanfaatan Rumah Belajarnya dipilih secara offline.
Rumah Belajar merupakan rumah besar bagi semua. Ibarat sebuah toko, Rumah Belajar merupakan swalayan serba ada yang menyediakan banyak keperluan pembelajaran bagi penggunanya. Baik itu, materi dan konten pembelajaran dalam berbagai media(audio, video, edugame, simulasi, multimedia interaktif) maupun fasilitas-fasilitas e-pembelajaran lainnya baik untuk kelas daring maupun evaluasi daring. Saat ini Rumah Belajar memiliki 4 fitur utama dan 7 fitur pendukung, serta tautan sumber belajar digital lainnya.
Fitur Sumber Belajar sebagai salah satu fitur utama Rumah Belajar menyediakan media dalam bentuk multimedia interaktif yang terdiri atas teks, gambar/foto, audio, video, animasi dan simulasi untuk jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Media yang terdapat pada fitur Sumber Belajar ini dapat dijadikan sebagai media belajar tambahan bagi peserta didik, juga sebagai sarana penerapan pembelajaran berbasis TIK bagi pendidik, serta sebagai referensi tambahan bagi pendidik dalam menyiapkan bahan ajar.
Media pembelajaran dalam bentuk simulasi digital yang tersedia di Rumah Belajar terdapat pada fitur Laboratorium Maya. Fitur ini menyediakan media simulasi untuk pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/ MA/MAK. Pendidik dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan penelitian atau praktikum secara mandiri di mana saja dan kapan saja terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum di sekolah. Hal ini dapat mempersingkat waktu penjelasan teori saat praktikum.
Pembelajaran Jarak jauh antara guru dan siswa dapat memanfaatkan fitur kelas Digital. Kelas Digital merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran virtual antara siswa dan guru kapan saja dan di mana saja. Pada waktu tertentu yang terjadwal oleh guru, siswa dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan guru melalui tool komunikasi sinkronus (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard, dll).
Dalam Kelas Digital ini, guru dapat menyertakan materi dan sumber belajar dengan beraneka bentuk media(multimedia maupun hypermedia). Guru juga dapat melaksanakan evaluasi secara daring di kelas digital sesuai dengan topik yang dibahas. Penerapan kelas digital ini sudah diinisiasi oleh banyak provinsi misalnya Provinsi Bali dengan kelas maya Jejak Bali, Provinsi Sumbar dengan Si Cadiak Pandai, Provinsi Banten dengan Saba Banten dan sebagainya. Bahkan juga diterapkan dalam pelaksanaan e-learning untuk Sekolah Indonesia Luar Negeri melalui Program kelas maya JeJak Dunia.
Fitur utama lainnya yaitu Bank Soal. Merupakan fitur kumpulan soal dan materi evaluasi yang dikelompokkan berdasar jenjang kelas dan topik ajar. Tersedia dalam paket soal berupa latihan, ulangan dan ujian. Guru dapat berkolaborasi dengan pendidik lainnya dalam menyediakan konten Bank soal Ini. Pendidik juga dapat memilih untuk memanfaatkan konten soal yang tersedia, untuk melakukan evaluasi pembelajaran secara daring dengan siswa.
Fitur ini memfasilitasi guru untuk membiasakan siswa mengikuti evaluasi secara daring, dan mengakses nilai secara daring setelah mengerjakan evaluasi. Selanjutnya untuk mengenal lebih detail mengenai fitur-fitur di Rumah Belajar, silahkan mencermati lebih detail melalui tautan-tautan berikut:
- Sumber Belajar, dengan alamat https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/
- Kelas Maya, dengan alamat https://kelasmaya.belajar.kemdikbud.go.id/kelasmaya
- Bank Soal, dengan alamat http://banksoal.belajar.kemdikbud.go.id/
- Laboratorium Maya dengan alamat https://belajar.kemdikbud.go.id/labmaya
- Peta Budaya : https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/
- Buku Sekolah Elektronik: http://bse.belajar.kemdikbud.go.id/
- Wahana Jelajah Angkasa: http://wwt.belajar.kemdikbud.go.id/
- Karya Bahasa dan Sastra: https://belajar.kemdikbud.go.id/BahasaSastra
- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/
- Edugame: https://belajar.kemdikbud.go.id/EduGame
- Blog Pena: http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/
Pada laman Rumah Belajar juga disediakan Booklet Panduan Pemanfaatan Fitur-fitur Rumah Belajar dan juga Booklet Panduan Penerapan Model Pembelajaran Inovatif yang memanfaatkan Rumah Belajar. Pengguna dapat mengakses kedua booklet panduan tersebut melalui tautan yang ada di halaman depan Rumah Belajar. Diharapkan baik pengguna baru maupun pengguna lama dapat lebih mudah dalam memahami dan menerapkan Rumah Belajar . Rumah Belajar juga dapat lebih mudah dan lebih cepat diakses pengguna, melalui aplikasi smartphone yang berbasis android maupun IOS.
Selamat belajar di Rumah Belajar, Rumah Besar bagi semua.
Rumah Belajar, Rumah Besar Bagi kita semua. Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses dan gratis. Belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Penulis: Eni Susilawati, M.Pd– PTP Ahli Muda Substansi Pemanfaatan dan Evaluasi Teknologi Pembelajaran Pusdatin Kemendikbudristek
Editor/Desain : Fisika Fikri-Maria/Renny
Referensi:
- Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
- Uwes Anis Khaeruman. 2005. Edukasi net di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas