Jakarta, Pusdatin Kemendikbudristek (15/7) – Kiprah portal Rumah Belajar sejak diluncurkan 10 tahun lalu, 15 Juli 2011 sudah mewarnai perjalanan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Kemendikbudristek mengembangkan Rumah Belajar, yaitu portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Portal Rumah Belajar dimanfaatkan untuk: Sumber belajar digital (repository konten); Peningkatan kompetensi pembelajaran digital guru (PembaTIK); Evaluasi pembelajaran digital; serta layanan kelas digital pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Rumah belajar menyediakan lebih dari lima ribu konten pembelajaran dalam berbagai format media, antara lain video pembelajaran, audio pembelajaran, multimedia pembelajaran interaktif, game edukasi, simulasi laboratorium maya, bank soal, buku sekolah elektronik, peta budaya, karya bahasa dan sastra.
Berdasarkan data yang dihimpun dari google analytics, selama periode Januari 2014 sampai dengan Juni 2021, Rumah Belajar tercatat memiliki 20.052.828 pengguna dengan total 217.031.030 kunjungan. Selama tahun 2021, pengguna Rumah Belajar meningkat sebanyak 2.347.716 pengguna dengan kunjungan sebanyak 22.953.918.
Perayaan 10 tahun Rumah Belajar dirayakan secara daring dengan diadakan seminar bertajuk “Kiprah Rumah Belajar dalam Menyukseskan Merdeka Belajar”.Meski ditengah pandemi dan PPKM darurat animo peserta seminar terlihat begitu antusias, tercatat sebanyak 2.675 peserta terdaftar mengikuti webinar yang digelar tepat pukul 09.00 WIB.
Acara yang dipandu Zerlina Zuhdi ini bertambah meriah dengan menghadirkan narasumber Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, Sekjen Kemdikbudristek, Ainun Naim, Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto, Plt Kapusdatin, M. Hasan Chabibie, serta Praktisi Pendidikan, Bukik Setiawan dari Yayasan Guru Belajar.
Dalam sambutannya Sekjen Kemendikbudristek Prof. Ainun Na’im mengungkapkan, Rumah Belajar telah menyediakan fitur-fitur pembelajaran daring telah mendukung efektivitas dan efisiensi di dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Melalui Rumah Belajar Kemendikbudristek telah berupaya agar pembelajaran tidak terhenti ditengah pandemi.
Bapak Ainun Naim mengucapkan selamat kepada Pusdatin Kemendikbudristek dengan mengembangkan Rumah Belajar selama kurang lebih 10 tahun belakangan ini.
Begitu juga dengan Mendikbudristek Nadiem Makariem yang mengapresiasi hadirnya Rumah Belajar sebagai wujud pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan.
Menurutnya, salah satu cara mencapai kemerdekaan dalam belajar, adalah dengan cara menghilangkan batas ruang dan waktu dalam menuntut ilmu. Salah satunya memanfaatkan teknologi.
“ Apresiasi kepada Pusdatin atas komitmennya mengembangkan portal rumah belajar selama 10 tahun terakhir. Portal Rumah Belajar telah menjadi produk unggulan dari Kemendikbudristek. Di masa PJJ, Portal Rumah Belajar telah membantu memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan di tengah tantangan yang dihadapi,” ujar Nadiem Makariem yang akrab dengan sapaan Mas Menteri.
Terlebih lagi Rumah Belajar memiliki Duta Rumah Belajar (DRB) sebagai perpanjangan tangan dengan sekolah-sekolah di tiap provinsi. Melalui Program PembaTIK tiap tahunnya guru-guru terpilih dilantik sebagai DRB. Tahun 2021 peserta program PembaTIK sebanyak 80.000 Guru. Sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 Rumah Belajar telah memiliki 142 DRB.
Ia berharap hadirnya Rumah Belajar dapat mendukung hadirnya percepatan pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan dan tercapainya digitalisasi sekolah. Ia juga menaruh harapan kepada Pusdatin Kemendikbudristek untuk teru mengembangkan Rumah Belajar agar menyediakan pendidikan yang relevan bagi generasi penerus bangsa.
“Pada peringatan hari ulang tahun portal rumah belajar saya berharap dapat terus menghadirkan rumah yang nyaman bagi para guru, untuk mengembangkan pembelajaran yang relevan bagi generasi penerus bangsa,” tutup Mendikbudristek.
Begitu juga dengan Dirjen Vokasi, Wikan Sakarinto, perkembangan Rumah Belajar selama 10 tahun dengan berbagai fiturnya seperti yang dijelaskan Mas Menteri harus kita apresiasi. Portal Rumah Belajar yang merupakan pengembangan dari aplikasi edukasi-net ini, menyediakan berbagai bahan belajar interaktif, kumpulan soal, dan fasilitas komunikasi serta kolaborasi antar komunitas pendidikan.
Sehingga Rumah Belajar dapat menjadi media yang tepat untuk melaksanakan program pendidikan Jarak Jauh sebagai wujud implementasi program Merdeka Belajar, dimana proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
Ditambah lagi Rumah Belajar terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam pembuatan konten pembelajarannya. Peluncuran konten Augmented Reality (AR) di Rumah Belajar. Augmented Reality merupakan teknologi dimana pengguna akan merasa lebih berhubungan dengan dunia nyata melalui video ataupun audio 3D.
“Di era pandemi maupun tanpa pandemi perkembang AR dan VR terus berjalan namun dengan adanyan pandemi kita terjadi percepatan 10 kali lipat. AR dan VR terdapat interaksi sehingga menjadikan pembelajaran lebih efisien dan komperhensif,” ujar Wikan
Konten AR di Rumah Belajar merupakan inovasi baru di era digital dengan sasaran pengguna generasi digital Native yang terbiasa dengan gawai dan internet sekaligus mendukung pembelajaran di abad modern.
Harapannya dengan kehadiran konten AR ini, pengguna Rumah Belajar akan lebih tertarik dan termotivasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran terlebih pada pendidikan Vokasi dan mendukung kebutuhan di bidang industri kreatif.
Ia mencontohkan saat ini telah ada perkembangan AR dalam pembelajaran praktik d bidang vokasi seperti dalam tekhnik pengelasan bagi siswa SMK dan Perguruan Tinggi yang juga dapat memberikan pengalaman yang sama seperti pengelasan di bengkel serta memberikan input terhadap siswa/mahasiswa yang melakukan praktik.
Rumah Belajar sangat berperan dalam mendukung Merdeka Belajar hal ini dsampaikan oleh Bukik Setiawan, Praktisi Pendidikan yang juga berfokus dalam isu Merdeka Belajar. Belajar masih dianggap sebagai keharusan salah satu anggapan yang keliru baik di kalangan murid dan guru. Ditambah angapan jika keberhasilan belajar diukur cari capaian prestasi dengan membandingkan dengan capaian orang lain.
Padahal menurutnya keberhasilan belajar dicapai dengan berhasil mengalahkan diri sendiri dan dapat mengukur capaian kompetensi diri dari hari ke hari. Merdeka Belajar adalah salah satu jawaban untuk membongkar anggapan yang salah ini. Ia mengutip pendapat dari Kihajar Dewantara jika belajar bukan karena diperintah, belajar dengan kekuatan dan kecakapan sendiri.
Untuk itu dalam mewujudkan Merdeka Belajar perlu membentuk paradigma merdeka. Orang yang merdeka bukan berarti bebas dan tidak perlu diperintah atau dimandori dalam melakukan sesuatu. Paradigma Merdeka, Teknologi Rumah Belajar juga aspek sosial dalam komunitas belajar adalah salah satu upaya percepatan dalam Merdeka Belajar.
“ Melalui cara berpikir yang merdeka, dukungan teknologi dan komunitas belajar dengan interaksi sosialnya seperti tidak saling mengalahkan namun saling mendukung dan kolaboratif adalah wujud tercapainya Merdeka Belajar,” jelas Bukik.
Bukik menambahkan, progam PembaTIK dab adanya DRB yang terus mengajak sesama pendidik dalam memanfaatkan Rumah Belajar adalah salah satu contoh yang dapat mewujudkan Merdeka Belajar dengan mengajak praktik baik bagi sesama peserta didik.
Sementar Plt. Kapusdatin, Dr. Hasan Chabibie sedikir kembali mengulas sejarah Rumah Belajar telah mengalami banyak perkembangan, dari sebuah Sumber Belajar bertransformasi menjadi sebuah portal pembelajaran atau learning management system (LMS) yang terintegrasi, menjadi sebuah one stop service yang dapat diakses selama 7 hari 24 jam bagi stakeholder pendidikan.
Fitur Rumah Belajar terus dikembangkan dengan berkesinambungan, bahkan di tahun 2020 hadir fitur Edugame, Edugame adalah salah satu fitur yang dikembangkan selama pandemi agar dapat mengurangi kebosanan para siswa di saat pandemi.
“ Nah di tahun 2021 kini kami mengembangkan fitur AR/VR yang seperti disebutkan oleh Pak Wikan pada sesi sebelumnya dan ini akan terus kita kembangkan di tahun-tahun yang akan datang,” jelas Hasan Chabibie.
Ia juga mengucapka terima kasih terhadap peran guru-guru yang hebat juga menjadi keberhasiln dalam menjaga Nyala Api Belajar di tengah pandemi. Seperti yang dilakukan DRB dari Kalteng yang mengajarkan berpikir kritis di tengah pandemi. Begitu uga di awal pandemi DRB sudah ikut memberikan kontribusi dengan program Sapa DRB.
Pusdatin juga siap menjadikan Rumah Belajar sebagai salah satu layanan dalam program platform digitalisasi belajar yang sedang dikembangkan Mas Menteri. Kapusdatin juga melakukan peluncuran fitur AR dan VR di rumah belajar juga diluncurkan dalam webinar 10 tahun rumbel ini secara daring.
Selain itu juga HUT Rumbel 10 disemarakkan oleh lomba kreativitas para pengguna Rumah Belajar yang dikirim melalui sosial media Rumah Belajar. Beberapa karya pengguna yang terpilih mendapat hadiah menarik dari Rumah Belajar yang dapat mendukung proses pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Kuis berhadiah ponsel pintar juga menambah meriah penyelenggaraan webinar ini. Kuis dipandu oleh “Sultan” Asa dan Rica Yuniarti.
Kemeriahan HUT RUMBEL 10 disiarkan secara langsung melalui:
YouTube Rumah Belajar
https://www.youtube.com/watch?v=BaZ0P6HescE
Youtube Kemendikbud RI
Youtube Televisi Edukasi
https://www.youtube.com/watch?v=FqB3BbZzPQs