Oleh : Hairun Nissa
Jakarta (30/12) –
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan segala potensi yang dimilikinya tidak akan pernah menggeser peran guru sebagai agen perubahan. Guru memiliki peran strategis yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan, khususnya pembelajaran. Guru bahkan menjadi role model dalam inovasi dan perubahan sosial. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk senantiasa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, mengikuti setiap perubahan yang terjadi, dan memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Itulah sebabnya, guru tidak pernah berhenti belajar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong agar guru terus berkembang sejalan dengan perkembangan TIK adalah penyelenggaraan bimbingan teknis PembaTIK atau Pembelajaran Berbasis TIK yang diinisiasi dan diselenggrakan oleh Pusdatin Kemendikbudristek.
PembaTIK sebagai salah satu layanan utama Pusdatin Kemendikbudristek mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mendukung penuh pelaksanaan PembaTIK 2021 dalam meningkatkan kompetensi TIK guru-guru di Indonesia untuk mendukung tercapainya Merdeka Belajar. Jajaran Pemimpin Daerah pun turut menyampaikan dukungannya, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Kalimantan Utara, Gubernur Bengkulu, dan Wakil Gubernur Jawa Timur, dan pimpinan dari propinsi lainnya, ikut menyarankan agar guru-guru di propinsinya dapat mengikuti PembaTIK 2021.
Amanat internasional terkait hak guru berdasarkan Deklarasi Incheon Tahun 2015 (UNESCO) adalah: “ensure that teachers and educators are empowered, adequately recruited, well-trained, professionally qualified, motivated and supported within well-resourced, efficient and effectively governed systems”. Tanggung jawab pemerintah adalah memenuhi hak guru tanpa terkecuali, agar para guru mampu mendidik dan membelajarkan peserta didik secara kompeten dan profesional. Kompetensi yang harus dikuasai guru erat dengan profesionalisme dan tugas sehari-hari yang harus dilakukan guru.
Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran merupakan suatu keniscayaan. Upaya ini harus sejalan dengan upaya mewujudkan keterampilan abad 21, dimana memerlukan strategi yang “tidak biasa“, sebagaimana pernyataan “Agar pendidikan dapat bertransformasi untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan yang baru, ‘pendidikan seperti biasa’ tidak akan cukup,” (GEM Report, 2016). Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai untuk memanfaatkan teknologi secara optimal dalam memfasilitasi pembelajaran. Untuk mendukung pelaksanaan tugas seorang guru dalam merencanakan, mengembangkan, menerapkan, mengevalausi dan menindaklanjuti pembelajaran yang diampu, maka penting bagi guru untuk dapat menguasai TIK sebagai alat dan pemberi nilai tambah atas setiap aktivitas.
Berdasarkan framework tersebut, Pusdatin (dahulu Pustekkom) telah mengadopsi dan mengembangkan leveling kompetensi guru, khas Indonesia, menjadi empat level, yakni dengan menambah kompetensi berbagi sebagai level tertinggi. Penambahan kompetensi “berbagi” untuk menjawab pertanyaan, setelah guru mampu berkreasi pada level tiga, maka apa selanjutnya? Isu yang berkembang pada era sepuluh tahun ke belakang masih diwarnai adanya semangat pemilikan hak atas hasil kreasi, termasuk apabila guru berhasil membuat sebuah media pendidikan, sebagai misal, lantas bagaimana selanjutnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ditemukanlah pentingnya berbagi. Hal ini didasarkan kepada karakter budaya bangsa Indonesia yang senang berbagi dan memiliki prinsip bahwa ilmu itu untuk diamalkan. Kenyataan saat ini kompetensi berbagi itu menjadi sangat penting dan sangat strategis terutama setelah berkembangnya media sosial dan media baru yang memberi peluang lebih massif untuk berbagi.
PembaTIK 2021 mengambil tema berjudul “Berbagi dan Berkolaborasi Belajar Bersama di Rumah Belajar”. Rasional PembaTIK 2021 didasarkan pada pembelajaran berbasis TIK di masa pandemi menunjukkan dinamika yang luar biasa dalam hal pemanfaatan teknologi untuk pendidikan. Proses belajar dari rumah (BDR) menjadi pengalaman yang memperkaya khasanah teori dan praktek bagi guru, peserta didik, dan stakeholders lainnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah titik awal sinergi, sehingga dengan pengalaman tersebut maka berbagi dan berkolaborasi merupakan sebuah keharusan bagi para pelaksana pendidikan. Deskripsi singkat setiap level PembaTIK 2021 dapat dilihat pada bagan berikut.
Pelaksanaan PembaTIK tahun 2021 mengalami beberapa perubahan proses sebagai wujud peningkatan dan keberlanjutan (enhancement and continuity) layanan. Seluruh level dalam PembaTIK 2021 dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi. Modul pembelajaran mandiri juga telah disempurnakan dengan perkembangan TIK untuk pembelajaran dan dilengkapi dengan berbagai kebijakan pendidikan terkini. Proses pembelajaran di setiap level PembaTIK 2021 diarahkan untuk pencapaian kompetensi guru, diantaranya:
PEMBATIK LEVEL 01
Level 1 (LITERASI) fokus pada pengembangan literasi teknologi guru untuk mengintegrasikan peralatan TIK ke dalam kurikulum, dengan mekanisme pelaksanaan sebagai berikut:
- Terdiri dari 3 (tiga) aktivitas belajar utama, yaitu: pralevel, belajar mandiri, dan ujian
- Aktivitas pralevel bertujuan untuk memetakan kemampuan awal peserta PembaTIK, dengan tahapan sebagai berikut:
- Level 1 diikuti oleh jalur peserta umum dan jalur undangan (peserta PembaTIK level 1 sebelum tahun 2021 yang tidak lulus level 1). Peserta jalur undangan akan diundang melalui surat elektronik dan saluran komunikasi lainnya. Peserta umum bersifat terbuka untuk seluruh guru, seluruh jenjang, baik negeri maupun swasta dengan persyaratan sebagai berikut:
- Berstatus guru aktif PNS atau guru tetap yayasan (Non-PNS);
- Kualifikasi akademik S1/DIV; dan
- Memiliki NUPTK/NIP/NIK.
- Peserta level 1 wajib melakukan aktivitas pralevel di dalam kelas level 1, sebelum melanjutkan ke aktivitas pembelajaran.
- Pembelajaran mandiri level 1 dilakukan secara daring sepenuhnya dan menerapkan MOOC (massive open online course) setara dengan 32 jam pembelajaran
- Level 1 dilaksanakan secara bergelombang, dalam bentuk kelas-kelas daring di aplikasi simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik
- Pembelajaran level 1 dilakukan secara jarak jauh dan mandiri dengan cara mengunduh dan mempelajari modul yang disediakan di kelas daring
- Kelulusan level 1 ditentukan oleh nilai hasil ujian level 1 (ujian daring di kelas daring yang tersedia) di akhir sesi pembelajaran.
- Soal ujian level 1 akan muncul dan dapat diakses apabila peserta telah menyelesaikan aktivitas belajar level 1
- Peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian level 1 sebanyak 1 kali dalam satu waktu.
- Peserta yang telah dinyatakan lulus level 1 harus mendaftar ke level 2, kemudian memilih kelas level 2 dengan jadwal aktif pembelajaran. Sistem akan menutup kelas yang sudah penuh, dan peserta diarahkan untuk memilih kelas yang masih tersedia.
- Peserta yang lulus level 1 akan menerima sertifikat kelulusan
PEMBATIK LEVEL 02
Level 2 (IMPLEMENTASI) fokus pada penyediaan pengetahuan dan keterampilan agar guru dapat menerapkan metodologi dan memanfaatkan teknologi yang lebih kompleks, dengan mekanisme pelaksanaan sebagai berikut:
- Dilaksanakan setelah proses level 1 selesai, dan mengundang peserta tahun lalu (2020) melalui surat elektronik (email).
- Peserta level 2 terdiri atas peserta yang lulus PembaTIK 2021 level 1 dan peserta PembaTIK tahun 2020 yang tidak lulus di level 2.
- Level 2 dilaksanakan secara bergelombang, dalam bentuk kelas-kelas daring di aplikasi simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik
- Pembelajaran level 2 dilakukan secara jarak jauh dan mandiri dengan cara mengunduh dan mempelajari modul yang disediakan di kelas daring, forum diskusi (asinkronous), sesi pembimbingan dan pendalaman materi (sinkronous), dan mengerjakan dan mengunggah tugas yang diberikan. Pembelajaran level 2 setara 32 jam pembelajaran.
- Proses pembimbingan level 2 dilakukan oleh tim fasilitator dari Pusdatin dan Duta Rumah Belajar, dengan moda daring dan jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi (konferensi video)
- Proses belajar dan portofolio hasil belajar level 2 dikelola di kelas daring simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik, peserta dan fasilitator dapat memantau rekam jejak pembelajaran di kelas daring masing-masing
- Setelah melaksanakan aktivitas belajar dan mengerjakan tugas level 2, peserta mengikuti ujian akhir level 2 secara daring yang dapat diakses di kelas daring, dan dapat dikerjakan sebanyak 1 kali saja
- Kelulusan level 2 ditentukan berdasarkan nilai komposit (hasil ujian akhir level 2, penilaian tugas proyek video pembelajaran, dan nilai keaktifan forum diskusi/pembimbingan/pendalaman materi).
- Peserta yang telah dinyatakan lulus level 2 harus mendaftar ke level 3 sesuai dengan propinsi atau gelombang yang telah ditentukan.
- Peserta yang lulus level 2 akan menerima sertifikat kelulusan.
PEMBATIK LEVEL 03
Level 3 (KREASI) terkait proses kreasi pengetahuan dan inovasi dengan mekanisme pelaksanaan sebagai berikut:
- Dilaksanakan setelah proses level 2 selesai.
- Peserta level 3 merupakan peserta yang lulus PembaTIK 2021 level 2.
- Level 3 dilaksanakan secara bergelombang, dalam bentuk kelas-kelas daring di aplikasi simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik
- Pembelajaran level 3 dilakukan secara jarak jauh dan mandiri dengan cara mengunduh dan mempelajari modul yang disediakan di kelas daring, forum diskusi (asinkronous), sesi pembimbingan dan pendalaman materi (sinkronous), dan mengerjakan dan mengunggah tugas proyek Multimedia Pembelajaran Interaktif yang diberikan. Pembelajaran level 3 setara 32 jam pembelajaran.
- Proses pembimbingan level 3 dilakukan oleh tim fasilitator dari Pusdatin serta Duta Rumah Belajar tahun sebelumnya, dengan moda daring dan jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi (konferensi video).
- Proses belajar dan portofolio hasil belajar level 3 dikelola di kelas daring simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik, peserta dan fasilitator dapat memantau rekam jejak pembelajaran di kelas daring masing-masing.
- Setelah melaksanakan aktivitas belajar dan mengerjakan tugas level 3, peserta mengikuti ujian daring yang dapat diakses di kelas daring, dan dapat dikerjakan sebanyak 1 kali saja.
- Kelulusan level 3 ditentukan berdasarkan nilai komposit (hasil ujian akhir level 3, penilaian tugas proyek, dan nilai keaktifan pada forum diskusi/pembimbingan/pendalaman materi).
- Peserta yang telah dinyatakan lulus level 3 akan menunggu undangan untuk mengikuti PembaTIK level 4.
- Peserta yang lulus level 3 akan menerima sertifikat kelulusan
PEMBATIK LEVEL 04
Level 4 (BERBAGI & BERKOLABORASI) menekankan pada kegiatan berbagi dan bertukar pengetahuan melalui berbagai cara, strategi, bentuk, dan modus, untuk menciptakan komunitas belajar, dengan mekanisme pelaksanaan sebagai berikut:
- Peserta level 4 akan dipilih maksimal sebanyak 30 orang peserta terbaik yang lulus level 3 dari setiap propinsi (nama kelas tidak lagi gelombang, tapi sudah spesifik sesuai provinsi).
- Pembelajaran level 4 dilakukan secara jarak jauh dan mandiri dengan cara mengunduh dan mempelajari modul yang disediakan di kelas daring, forum diskusi (asinkronous), sesi pembimbingan dan pendalaman materi (sinkronous), dan mengerjakan dan mengunggah tugas yang diberikan.
- Tugas akhir peserta level 4 berupa produk berbagi dan kolaborasi pembelajaran dengan memanfaatkan Rumah Belajar dan produk Pusdatin lainnya, dan dapat ditambahkan sumber belajar lainnya, yang dikemas dalam vlog dan blog.
- Level 4 dilaksanakan secara bergelombang untuk 34 propinsi, dalam bentuk kelas-kelas daring di aplikasi simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/pembatik
- Penilaian akhir level 4 ditentukan berdasarkan nilai komposit (hasil ujian akhir level 4, penilaian tugas, dan nilai keaktifan pada forum diskusi/pembimbingan/ pendalaman materi).
- Peserta yang lulus level 4 akan menerima sertifikat kelulusan
Peserta yang berhasil menyelesaikan PembaTIK sampai level 04 dapat menyandang predikat sebagai sahabat rumah belajar (SRB). Para SRB pada dasarnya merupakan para guru hebat yang telah membuktikan kompetensinya secara lengkap. Mereka diharapkan dapat menjadi mitra Dinas Pendidikan provinsi, pemangku kepentingan, guru, dan masyarakat di daerah masing-masing dalam menggerakkan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran. Selanjutnya, SRB dapat mengikuti ajang seleksi Duta Rumah Belajar (DRB), yang akan memilih 1 DRB untuk setiap provinsi di Indonesia. Artinya, di akhir program PembaTIK akan terpilih 34 DRB dari 34 provinsi di Indonesia.
Terpilihnya DRB merupakan puncak PembaTIK, namun menjadi awal baru untuk secara lebih terstruktur menggerakkan unsur-unsur yang diperlukan dalam meningkatkan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, khususnya pemanfaatan fitur-fitur yang ada dalam portal Rumah Belajar. DRB diharapkan akan menjadi katalisator dan inspirator dalam mempercepat terwujudnya komunitas belajar berbasis TIK yang lebih solid. DRB menjadi suluh bagi guru-guru lain di Indonesia untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam memanfaatkan termasuk mengembangkan beragam inovasi dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Pemaknaan akan hakikat inovasi tidak melulu soal tenologi, melainkan bagaimana memberi nilai tambah dan sebagai alternatif dalam memecahkan masalah pembelajaran. Profil guru yang tidak hanya memanfaatkan (consuming) tetapi juga mampu mengembangkan (creating) dan berbagi (sharing) praktik-praktik baik harapannya teraktualisasikan dalam diri DRB (termasuk SRB) saat ini dan di masa mendatang.
PembaTIK 2021 telah sampai di akhir proses dengan dinobatkannya DRB 2021. Langkah tidak boleh terhenti, pemberdayaan dalam bentuk sinergi dan kolaborasi dengan semua DRB dan SRB harus terus digerakkan untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Penyesuaian dan pembaharuan untuk PembaTIK di tahun mendatang menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan kebaruan dan pendekatan yang terus disempurnakan. Setip level dalam PembaTIK tidak hanya diarahkan dalam pencapaian kompetensi, tapi juga membangun pola pikir berkembang (growth mindset) bagi seluruh peserta PembaTIK sejak level awal. Growth mindset memaknai masalah, kesulitan, bahkan kemunduran bukan sebagai kegagalan, melainkan sebagai tantangan dan kesempatan belajar. Growth mindset ini tentu menjadi “harta karun” yang juga harus dimiliki, untuk menjadi contoh tidak hanya bagi sesama guru, tetapi para peserta didik yang selalu merindukan contoh terbaik yang dapat mereka gugu dan tiru. Eksplorasi lebih lanjut tentang bagaimana PembaTIK dapat memfasilitasi pembentukan growth mindset tersebut harapannya dapat memberi warna baru bagi pelaksanaan PembaTIK di masa mendatang.
Penulis: Hairun Nissa – PTP Ahli Muda Substansi Pemanfaatan dan Evaluasi Teknologi Pembelajaran Pusdatin Kemendikbudristek
Editor/Desain : Fisika Fikri-Maria/Renny
REFERENSI
Pusdatin Kemendikbudristek. 2021. Pedoman Penyelenggaraan PembaTIK 2021. Jakarta: Pusdatin.
Global Education Monitoring Report. 2016. Rangkuman Laporan Pendidikan Global: Pendidikan bagi Manusia dan Bumi. Diakses dari http://www.unesco.or.id/publication/Rangkuman_LaporanPemantauanPendidikanGlobal2016.pdf
UNESCO. 2015. Incheon Declaration SDG 4 – Education 2030 Framework for Action. Diakses dari https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000245656