KIHAJAR TIK Talks: Merdeka Belajar, Pembelajaran Inovatif dan Tantangan Kecakapan Abad 21 di Kawasan Perbatasan

0
3686

Tanjung Selor (4/11) – Setelah sukses menggelar KIHAJAR TIK Talks di 7 provinsi mulai dari Sumatera Utara, Yogyakarta, Bali, Aceh, DKI Jakarta, Jambi, dan Kalimantan Tengah.  Kini giliran Kalimantan Utara menggelar kegiatan KIHAJAR TIK Talks yang  merupakan wujud apresiasi terhadap daerah yang berpartisipasi  terbanyak dalam KIHAJAR STEM, sekaligus dalam optimalisasi penggunaan Rumah Belajar,  TV Edukasi, dan Suara Edukasi.

KIHAJAR TIK Talks Kalimantan Utara terselenggara berkat kolaborasi Pusat Data dan Teknologi Informasi (PUSDATIN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara. Kegiatan yang membahas isu–isu strategis permasalahan  pendidikan daerah serta peningkatan literasi digital dilakukan secara daring, dengan  menghadirkan narasumber yang berasal dari praktisi pendidikan, ahli pembelajaran, dan  juga pengembang teknologi pembelajaran.

1.111 peserta terdaftar pada KIHAJAR TIK Talks Kaltara 2020

Sebanyak 1.111 (Seribu Seratus Sebelas) Peserta tercatat mendaftar sebagai peserta KIHAJAR TIK Talks Kalimantan Utara. Peserta yang mendaftar melalui aplikasi simpatik.belajar.kemdikbud.go.id ini hadir aecara daring pada Rabu (11/11), peserta merupakan guru, tenaga pendidikan, komunitas pendidikan di Kalimantan Utara dan masyarakat Indonesia untuk mengikuti acara ini.

Merdeka Belajar, Pembelajaran Inovatif dan Tantangan Kecakapan Abad 21 di Kawasan Perbatasan diangkat menjadi tema dengan menghadirkan narasumber yang merupakan ahli dibidang pembelajaran dan teknologi pembelajaran, diantaranya :

  1. H. Firmananur, M.Si., Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara.

Pengarahan dan Pembukaan Kegiatan

  1. Hasan Chabibie, S.T., M.Si., Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin), Kemendikbud.

Sambutan dan paparan: Kebijakan TIK Nasional untuk Pendidikan.

  1. Jarwoko, M.Pd., Kepala LPMP Kalimantan Utara.

Paparan: Pengelolaan Merdeka Belajar Kawasan Perbatasan di Masa Pandemi Covid-19.

  1. Dr. R. Madhakomala, M.Pd., Universitas Negeri Jakarta.

Paparan: Tantangan Pengembangan Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kawasan Perbatasan

  1. Purwanto, PTP Ahli Utama Pusdatin Kemendikbud.

Paparan: Pembelajaran Inovatif Berbasis Kecakapan Abad 21

  1. Wisnu Nugroho, M.Si, Editor In Chief, Pemimpin Redaksi Kompas.Com.

Paparan: Critical Thinking dan Literasi Digital, Tantangan Kecakapan Abad 21

  1. Eri Afrizal, S.Pd., Duta Rumah Belajar Tahun 2018, Guru SMAN 1 Bunyu, Kab. Bulungan.

Paparan Best Practice: Optimalisasi Pemanfaatan Kelas Digital dalam Portal Rumah Belajar untuk Kegiatan Pembelajaran.

 Merdeka Belajar, Pembelajaran Inovatif dan Tantangan Kecakapan Abad 21 di Kawasan Perbatasan

Acara yang berlangsung pada pukul 09.00 WITA ini dimoderatori oleh Dr. Niken Febrina E., M.Si. dari Universitas Indonesia. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilnjutkan menyanyikan Mars Kalimantan Utara serta doa bersama agar acara berlangsung lancar. Selanjutnya peserta terlihat antusias menyaksikan setiap sesi pembicara selama kegiatan berlangsung  kurang lebih 4 jam ini.

Diawali dari paparan dan kata sambutan dari Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalimanan Utara, Drs. H. Firmananur, M.Si., dalam sambutannya beliau menyampaikan, saat ini di Kalimantan Utara ada 10.983 guru dengan 63.311 peserta didik dari mulai jenjang PAUD hingga SMA/SMK. Ia juga berterima kasih dan bangga kepada peserta dari  Kaltara yang mengikuti kegiatan ini.

H. Firmananur, M.Si., Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara

Meski di tengah Pandemi COVID-19 ia meminta guru tetap memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta didik begitu juga dengan orang tua yang juga ikut mendampingi anak belajar di rumah. Meskipun  Kaltara yang merupakan provinsi termuda di Indonesia masih dalam pembangunan inrastruktur telekomunikasi.

Melalui kegiatan ini diharapkan para pendidik dapat menyerap ilmu dari para ahli agar dapat melakukan pembelajaran inovatif di tengah pandemi saat ini.  Di akhir sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada para pendidik yang sudah hadir dalam kegiatan ini demi menyesuaikan metode belajar mengajar baru di tengah pandemi.

 Sementara M. Hasan Chabibie, S.T., M.Si., Plt. Kapusdatin yang selalu menggelorakan semangat Nyala Api Belajar ini, kembali mengingatkan momentum Hari Pahlawan yang baru dilaksanakan pada Selasa (10/11) kemarin dapat kita renungkan bahwa semangat pahlawan yang melawan keterbatasan dan kesulitan pada masa penjajahan perlu kita pinjam.

Ditengah pandemi bangsa kita juga melawan segala keterbatasan dan itu perlu kita atasi bersama  dengan semangat kepahlawanan. Pusdatin akan terus berkomitmen mendukung program Belajar dari Rumah dengan menyajikan semua layanan yang diberikan dapat dioptimalkan agar pijar nyala api belajar dapat terus hidup mulai dari rumah-rumah kita.

Seperti yang dikatakan Kihajar Dewantara yang mengatakan, Semua Rumah dapat menjadi sekolah. Terlebih lagi di era teknologi ini rumah-rumah kita dapat sekali dijadikan sebagai sekolah dan itu semua akan kita bahas bersama di pagi ini.

M. Hasan Chabibie, S.T., M.Si., Plt. Kapusdatin

Dr. Jarwoko, M.Pd., Kepala LPMP Kalimantan Utara dalam paparanya Pengelolaan Merdeka Belajar Kawasan Perbatasan di Masa Pandemi Covid-19. Sisdiknas menjadi rujukan bagi siapa saja yang memilih jalan sebagai seorang pendidik dan dunia pendidikan. Pendidikan bermutu adalah kewajiban bagi pemerintah agar dapat disajikan kepada para warga negara. Guru adalah bagian dari pemerintah dalam dunia pendidikan wajib memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada murid-murid.

Pendidikan bermutu yang dimaksudkan adalah pendidikan dapat memenuhi harapan pendidikan nasional yang dapat kita jadikan sebagai tujuan pendidikan nasional. Berkembangnya potensi peserta didik adalah tujuan akhir dari sebuah pendidikan. Untuk itu, ia meminta para peserta baik guru maupun orang tua untuk mengoreksi apakah proses kegiatan belajar mengajar kita sudah sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut.

Hal ini perlu ditekankan agar kita tidak melakukan tindakan yang kontraproduktif yang akhirnya menjadi manusia yang memenuhi segala aspek kemanusiaan mulai dari aspek spiritual, sosial, berpengetahuan dan terampil yang memberikan kontribusi bagi sesama dan negara.

Menciptakan pendidikan bermutu adalah tugas kita bersama yang ada di dunia pendidikan

Prof. Dr. R. Madhakomala, M.Pd., Universitas Negeri Jakarta mengatakan, Kaltara merupakan provinsi yang berpotensi dikarenakan sudah memiliki penduduk yang maju dan di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga yang cukup berkembang. Globalisasi membuat kita kini tak ada lagi batas untuk itu kita perlu mengembangkan metode pendidikan masa depan.

Kaltara meski berada di perbatasan sesungguhnya dapat melewati batas-batas di era globalisasi saat ini. Namun guru juga perlu mempersiapkan benteng diri bagi peserta didik agar dapat melawan dampak negatif dari globalisasi. Untuk itu guru harus menguasai ilmu pendidikan (Pedagogik). Pedagogik diibaratkan sebagai seni sehingga perlu diwarnai dengan hal-hal yang bersifat intuitif.

Prof. Dr. R. Madhakomala, M.Pd., Universitas Negeri Jakarta

Perpaduan konvensional dan digital seperti dengan memanfaatkan LMS perlu dilakukan secara berdampingan.   Karena dalam pembelajaran perlu adanya sentuhan dari guru dengan membangkitkan emosi peserta didik bahkan jika dilakukan secara daring juga perlu diberikan dengan cara menyapa peserta didik dengan tersenyum dan menjaga penampilan dengan menarik.

Begitu juga dengan yang dikatakan Dr. Purwanto, PTP Ahli Utama Pusdatin Kemendikbud, saat ini kita sedang mendidika para Generasi Alfa, untuk itu perlu pembaharuan sistem pembalajaran seiring dengan perkembangan teknologi. Pengembang Teknologi Pembelajaran, menjadi partner bagi para guru agar dapat  memanfaatkan teknologi dengan efektif.

Ia mencontohkan pembelajaran bahasa asing dengan aplikasi Duo Lingo cukup belajar 5 menit setiap hari maka kemaampuan berbahasa asing dapat meningkat. Untuk itu, inovasi perlu dilakukan oleh guru sehingga guru tak akan pernah tergantikan dengan teknologi. Ia menyampaikan guru yang berhasil adalah guru yang menghasilkan murid melampaui kemampuannya.

Digitalisasi sudah menjadi identitas yang melekat pada Gen Alfa

Pembelajaran kini telah menggunakan pendekatan micro learning atau micro master sehinggat tak perlu lagi mengharapkan gelar akademik. Generasi Alfa saat ini menjadikan digitalisasi sebagai indetitas bukan sekedar sebagai pengguna. Jadi generasi abad 21 yang berkompetensi tentuk tidaklah mudah bukan hanya menyediakan infrastruktur seperti media belajar, kuota dan lainnya tetapi juga pelu ditentukan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

Wisnu Nugroho, M.Si, Editor In Chief, Pemimpin Redaksi Kompas.Com, menyampaikan materi tentang Critical Thinking dan Literasi Digital, Tantangan Kecakapan Abad 21. Penulis buku Pak Beye dan Istananya yang sering disapa dengan Mas Inu menyampaikan, Critical Thinking  adalah salah satu kecakapan yang harus dibekali oleh peserta didik kita.

Seperti yang dikatakan Bapak Purwanto sebelumnya saat ini kita juga menghadapi Demagogic atau gangguan-gangguan yang membatasi peserta didik. Banjirnya informasi menjadi salah satu gangguan dalam pendidikan seiring dengan pemanfaatan media sosial yang sangat dekat dengan peserta didik.

Salah satu hal yang dapat menghentikan informasi yang begitu banyak dengan menerapkan sikap skeptis. Sikap skeptis adalah salah satu kunci dalam menciptakan informasi yang benar seperti yang dilakukan para wartawan. Dengan sikap skeptis akan mendorong untuk mencari kebenaran sehingga kita tidak ikut membajiri informasi yang perlu diuji kebenarannya dengan  melakukan observasi maupun wawancara.

Wisnu Nugroho, M.Si, Editor In Chief, Pemimpin Redaksi Kompas.Com

Hasil dari berpikir kritis adalah sebuah kejernihan sehingga akan berakibat dalam keputusan-keputusan kita dalam menghadapi setiap informasi yang kita dapat. Latihan berpikir kritis dapat dilakukan dengan bersikap  open minded dengan melepaskan keyakinan-keyakinan yang kita sudah bentuk di dalam kepala kita tanpa melakukan konirmasi kebenarannya.

Dosen Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini juga memberikan pengalamannya dalam membentuk sikap berpikir kritis di kalangan mahasiswanya dengan cara menempatkan peserta didik dalam menentukan suatu keputusan. Selain itu, memperhatikan kesehatan mental peserta didik juga perlu diperhatikan di tengah pandemi saat ini.

Eri Afrizal, S.Pd., Duta Rumah Belajar Tahun 2018, Guru SMAN 1 Bunyu, Kab. Bulungan, menyampaikan paparan Best Practice: Optimalisasi Pemanfaatan Kelas Digital dalam Portal Rumah Belajar untuk Kegiatan Pembelajaran. Eri mengajak para peserta yang hadir untuk memanfaatkan fitur-fitur Portal Rumah Belajar yang dapat diakses pada belajar.kemdikbud.go.id.

Peserta yang telah mendaftar akan mendapatkan e-sertifikat, dan juga dapat mengikuti permainan interaktif dan mendapatkan hadiah istimewa dari KIHAJAR TIK TALKS yang dipandu Karima Putri. Para pemenang diumumkan pada akhir acara webinar.

Acara ini disiarkan langsung melalu kanal YouTube Televisi Edukasi dan Rumah Belajar, Radio Suara Edukasi (suaraedukasi.kemdikbud.go.id), serta melalui Facebook Pustekkom Kemdikbud & Tvedukasi Kemdikbud. Sehingga diharapkan dapat memperluas akses kepada guru yang berada di seluruh penjuru tanah air.

Acara ini dimoderatori oleh Dr. Niken Febrina E., M.Si. dari Universitas Indonesia dan Kuis dibawakan Kak Karima Putri